Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 12 Februari 2020 | 02:50 WIB
Tim Robotik SMP Mambaus Sholihin Blitar raih juara umum World Robotic For Peace yang berlangsung di Malaysia. [Istimewa]

SuaraJatim.id - Meski berhasil menyabet juara umum pada World Robotic For Peace di Malaysia, namun siswa SMP Mambaus Sholihin batal ikut lomba di Singapura. Pembatalan tersebut terpaksa dilakukan menyusul Wabah Virus Corona di negara tersebut.

"Banyak negara (peserta) yang di Singapura mundur, jadi kami ikut mundur, bukan menghindari akhirnya kami fokus di Malaysia," kata Pembina Pelajar SMP Mambaus Sholihin Yasroni Indralogi pada Selasa (11/2/20).

Ketika berangkat ke Malaysia, Yasroni mengaku tak ada pesawat yang langsung mendarat di Johor Baru. Saat itu hanya ada maskapai tujuan Jakarta-Singapura.

"Awalnya kami berangkatnya lewat Juanda menuju Johor Baru. Kemudian di situ lima kali maskapai kami di-cancel. Akhirnya, pesawatnya harus dari Jakarta. Setelah ketemu bupati, lalu kami pergi ke Jakarta," kata dia.

Baca Juga: Teknologi Robotik Ini Bisa Turunkan Angka Kematian Serangan Jantung, Keren!

Yasroni menjelaskan di Singapura proses pemeriksaan kesehatan dilakukan sebanyak dua kali sebelum terbang ke Malaysia. Bahkan salah satu pelajar SMP Mambaus Sholihin nyaris dilarang berangkat ke Malaysia karena suhu tubuh yang meningkat.

"Kami di sana (Singapura) dicegat dan dicek kesehatannya. Salah satu dari temen kami sempat ditolak karena suhu tubuhnya panas. Kemudian, kami sampaikan kalau dari Indonesia dan sakitnya sakit biasa. Akhirnya, kami lolos dari Singapura," katanya.

Berbeda dengan Singapura, cek kesehatan di Malaysia cenderung longgar. Bahkan, tidak ada cek kesehatan ketika rombongan Yasroni tiba di Malaysia. Bahkan, tak terlihat ada warga yang memakai masker.

"Yang paling ketat di Singapura," ujarnya.

Di Malaysia, pelajar SMP Mambaus Sholihin berhasil meraih juara umum usai menjadi juara di tiga kategori dan dua kali runner up dari tujuh jenis lomba di tingkat SMP. Mereka juga berhak atas piala, medali dan uang tunai total 21 ribu ringgit Malaysia.

Baca Juga: Aksi Siswa-siswi Madrasah Ikuti Kompetisi Robotik

Ketika kembali ke tanah air, rombongan juga sempat menemui kendala. Maskapai Garuda Indonesia yang ditumpangi Yasroni dan rombongan sempat dua kali dibatalkan ketika bertolak dari Kuala Lumpur menuju Indonesia.

Load More