SuaraJatim.id - Ratusan pertani dan warga berdemo menolak jenazah positif virus corona dimakamkan di kawasan dekat lahan pertanian di desa mereka. Mereka berasal dari Dusun Belukwangun, Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Mojokerto.
Mereka menolak wilayahnya jadi tempat makam jenazah virus corona. Walaupun lahan seluas 100 meter persegi tersebut tanah Perhutani Petak 81D.
Penolakan tersebut terlihat ada dua spanduk di pinggir Jalan Raya Mojokerto - Gresik yang merupakan arah masuk area lahan tersebut. Spantuk tersebut bertuliskan kalimat penolakan, yakni "warga menolak keras pemakaman Covid-19 dan Masih wong kene yo wedi matek".
"Orang sini iyo ingin hidup. Virus jangan di bawa ke sini," kata Suheri dalam bahasa Jawa di lokasi demo, Minggu (12/4/2020) kemarin.
Tidak hanya itu, ada dasar lain warga menolak keberadaan jenazah yang terkonfirmasi positif virus corona. Suheri mengaku, kalau di sekitar lokasi yang di rumorkan akan jadi tempat makam Covid-19 itu dekat lahan sawah pertanian warga.
"Warga di sini menolak keras, mas. Pokoe menolak. Karena di sekitar makam masih banyak perkebunan yang jadi lahan pertanian warga. Opo maneng seng dimakamno nang kene iki guduk warga kene dewe (Apalagi yang dimakamkan di sini itu bukan warga sekitar sini)," katanya.
Sementara, Kepala Desa Suru, Suyono tidak menampik, kalau ada penolakan dari warganya mengenai lahan makam Covid-19. Meski lahannya itu pernah menjadi tanah makam yang sudah tidak digunakan sejak puluhan tahun.
Sekadar informasi kawasan yang menjadi jujukan pemakaman Covid - 19 ini merupakan kawasan Lapangan Diistimewakan (LDTI) milik Perhutani.
"Yang jelas rasa kekhawatiran warga muncul karena adanya isu-isu Covid -19 yang membahayakan. Sehingga warga menolak takut ikut terdamapak," ujar Suyono.
Baca Juga: Pemandangan Miris Penumpang KRL Saat PSBB Jakarta
Di sisi lain, lanjutnya, warga berpendapat korban yang nantinya akan dimakamkan bukanlah warga setempat. Melainkan korban dari luar daearahnya.
"Kalau seumpamanya ada warga kami yang terkena virus, tapi semoga tidak. Yang pasti akan dikondisikan di pemakaman umum yang ada di desa kami. Tapi kalau korban dari luar daerah warga tidak mengehendaki," terangnya.
Tak hanya itu, Suyono mengaku, warga setempat menolak peruntukkan lahan sebagai pemakaman Covid-19 dikarenakan sangat berdekatan dengan lahan petani yang sehari-hari bercocok tanam cabai, maupun jagung diarea sekitar.
"Areanya memang berdekatan dengan lahan yang digunakan warga bercocok tanam, itu sebabnya warga menolak," imbuhnya.
Dirinya pun akan terus berkoordinasi dengan warga terkait gejolak yang sudah timbul di tengah masyarakat setempat.
"Jadi gimana baiknya, kalau memang wujud sosial kami masih ada, kami pastinya punya kebijakan. Akan tetapi saya tidak bisa mengambil keputusan yang bertentangan dengan masayarakat. Sebab pada khakikatnya dari rakyat untuk rakyat," tegas Suyono.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
Terkini
-
5 Prompt Membuat Pas Foto Nikah di Gemini AI, Gampang dan Realistis
-
7 Link DANA Kaget Terbaru Hari Ini, Dapatkan Kesempatan Klaim Ratusan Ribu Rupiah
-
Khofifah Ajak Masyarakat Ramaikan Moto2 Mandalika: Dukung Mario Aji
-
Resmikan Mandiri Private Office Surabaya, Bank Mandiri Akselerasi Layanan Wealth Management
-
Kualitas BBM Pertamina Buruk? Begini Cara Lapor