Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 13 April 2020 | 08:58 WIB
Ratusan pertani dan warga berdemo menolak jenazah positif virus corona dimakamkan di kawasan dekat lahan pertanian di desa mereka. Mereka berasal dari Dusun Belukwangun, Desa Suru, Kecamatan Dawarblandong, Mojokerto. (Jatimnet)

"Kalau seumpamanya ada warga kami yang terkena virus, tapi semoga tidak. Yang pasti akan dikondisikan di pemakaman umum yang ada di desa kami. Tapi kalau korban dari luar daerah warga tidak mengehendaki," terangnya.

Tak hanya itu, Suyono mengaku, warga setempat menolak peruntukkan lahan sebagai pemakaman Covid-19 dikarenakan sangat berdekatan dengan lahan petani yang sehari-hari bercocok tanam cabai, maupun jagung diarea sekitar.

"Areanya memang berdekatan dengan lahan yang digunakan warga bercocok tanam, itu sebabnya warga menolak," imbuhnya.

Dirinya pun akan terus berkoordinasi dengan warga terkait gejolak yang sudah timbul di tengah masyarakat setempat.

Baca Juga: Pemandangan Miris Penumpang KRL Saat PSBB Jakarta

"Jadi gimana baiknya, kalau memang wujud sosial kami masih ada, kami pastinya punya kebijakan. Akan tetapi saya tidak bisa mengambil keputusan yang bertentangan dengan masayarakat. Sebab pada khakikatnya dari rakyat untuk rakyat," tegas Suyono.

Suyono, menambahkan, akibat kewaspadaan warganya yang cukup tinggi terhadap Covid-19, warga luar daerah tidak diperkenankan masuk ke desanya. Terlebih jika ada tamu dari daerah zona merah.

"Untuk memutus mata rantai penyebaran virus, pemdes membatasi orang asing atau orang luar. Apabila ada tamu dari luar tak urung akan disuruh kembali," imbuhnya.

Tak ayal warga Desa Suru sendiri tidak diperkenankan keluar dari wilayah desa, jika tidak ada keperluan yang sangat penting. Kecuali jika keluar untuk bekerja.

"Bahkan warga setempat tetap kami himbau untuk tidak keluar. Seperti ke tempat keramaian, dan kerumunan," tandasnya.

Baca Juga: Komedian Legendaris Inggris Tim Brooke-Taylor Meninggal Dunia Akibat Corona

Load More