SuaraJatim.id - Pedagang pasar di Malang masih berjualan di hari pertama PSBB Malang Raya. Banyaknya pedagang yang masih nekat berjualan di tengah Pembatasan Sosisl Berskala Besar (PSBB) se Malang Raya karena mereka takut rugi.
Mereka ingin menyambung hidup. Terlebih, dalam waktu dekat libur lebaran sudah tinggal hitungan hari.
Hal inilah yang membuat banyak pedagang atau pemilik toko di Pasar Singosari, Kabupaten Malang, nekat melakukan pelanggaran terhadap kebijakan PSBB Malang Raya, yang mulai diberlakukan pada Minggu (17/5/2020).
Bantuan tidak merata dan belum diterima masyarakat yang membutuhkan, juga menjadi penyebab warga nekat mencari duit ditengah pemberlakuan PSBB.
Kebijakan PSBB Malang Raya dengan mengeluarkan kebijakan Ganjil-Genap bagi pedagang pasar, juga belum tersosialisasi dengan baik. Meski, kebijakan ganjil-genap sudah di informasikan, kebijakan itu sengaja diabaikan para pedagang atau pemilik toko yang masih nekat membuka lapaknya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Singosari, Bagus mengaku sulit memberikan pemahaman ke masyarakat terkait kebijakan tersebut, para pedagang menolak untuk menutup kiosnya.
“Karena mereka (pedagang) mengaku rugi kalau tutup soalnya dekat lebaran, kalau setelah lebaran mereka mau-mau saja,” katanya saat ditemui awak media, Minggu (17/5/2020).
Menurut Bagus, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak enak jika mengingatkan sesama pedagang.
“Saya harap ada ketegasan dari aparat keamanan untuk memberlakukan kebijakan ini ke pedagang,” tegasnya.
Baca Juga: Hari Pertama PSBB Malang Raya, Puluhan Mobil Diusir
Sementara itu, Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar mengatakan, dirinya akan mengintruksikan babinkhamtibnas untuk menertibkan para pedagang.
“Kami sudah menginstruksikan bhabinkamtibnas dan babinsa untuk menertibkan para pedagang dan untuk dua hari ini masih kami imbau nanti sesuai timeline ada penindakan juga jika tidak taat,” tandasnya.
Di sisi lain, Bupati Malang, HM Sanusi mengaku tidak ada toleransi untuk para pedagang jika tidak menaati peraturan Ganjil-Genap.
“Kalah tidak ikuti aturan ya diambil tindakan, tindakannya ditutup,” beber Sanusi.
Sanusi juga menjelaskan kalau memang dalam saat pandemi ini semua pihak mengalami kerugian, jadi kebijakan tegasnya itu dianggap wajar.
“Semua rugi sekarang, tidak ada yang tidak rugi,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dulu Dicibir, Keputusan Elkan Baggott Tolak Timnas Indonesia Kini Banjir Pujian
- Lupakan Vario! 5 Rekomendasi Motor Gagah Harganya Jauh Lebih Murah, Tenaganya Bikin Ketagihan
- Pemain Keturunan Rp52,14 Miliar Follow Timnas Indonesia: Saya Sudah Bicara dengan Pelatih Kepala
- Sedan Bekas Tahun Muda Mulai Rp 70 Juta, Ini 5 Pilihan Irit dan Nyaman untuk Harian
- Pemain Keturunan Palembang Salip Mauro Zijlstra Gabung Timnas Indonesia, Belum Punya Paspor RI
Pilihan
-
Ole Romeny Jalani Operasi, Gelandang Arema FC Pilih Tutup Komentar di Instagram
-
Pengusaha Lokal Bisa Gigit Jari, Barang Impor AS Bakal Banjiri Pasar RI
-
BREAKING NEWS! Satoru Mochizuki Dikabarkan Dipecat dari Timnas Putri Indonesia
-
Tarif Trump 19 Persen Bikin Emiten Udang Kaesang Makin Merana
-
Memanas! Penggugat Wanprestasi Mobil Esemka Pertanyakan Bukti Video PT SMK
Terkini
-
WNI Asal Madura Dikeroyok di Kuala Lumpur Malaysia
-
Pabrik Emas di Gresik Kapan Beroperasi?
-
DPRD Jatim Siapkan Langkah Strategis untuk Dukung Produksi Garam Lokal
-
BRILiaN Way, Bentuk Komitmen BRI Menuju The Most Profitable Bank in Southeast Asia pada 2030
-
Mitos Khasiat Ghaib Daun Sirih Hitam: Penangkal Ilmu Hitam yang Masih Dipercaya