Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 04 Juni 2020 | 21:45 WIB
Karyawan UKM Perajin Tahu di Desa Domas, Kecamatan Menganti, Gresik sedang memotong dagangannya sebelum dipasarkan. [Beritajatim.com]

SuaraJatim.id - Berkepanjangannya pandemi Covid-19 yang mewabah di Indonesia dalam dua bulan terakhir, membuat pengusaha tahu di Gresik hidup kembang kempis. Lantaran tidak adanya kepastian tersebut, mereka berharap adanya subsidi modal untuk kelanjutan usaha tersebut dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik.

Kondisi tersebut dialami pemilik usaha tahu di Desa Domas, Kecamatan Menganti, Gresik. Lantaran pandemi Covid-19, omzet penjualannya merosot hingga 40 persen. Kondisi tersebut diperparah dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah, sehingga membuat para pengecer tahu tidak maksimal lagi menjajakan dagangannya.

Jika sebelumnya omzet produksi tahu bisa mencapai 2 ton per hari, kini merosot 40 persen atau sekitar 1,2 ton. Persoalan tersebut dialami pengusaha tahu di Desa Domas, Kusman. Dia mengatakan, selain terpukul adanya Covid-19. Melambungnya harga kedelai impor dari Rp 8 ribu per kilogram menjadi Rp 10 ribu semakin menambah beban usahanya.

“Jika kondisi terus berlanjut maka pengusaha tahu akan menghentikan aktivitas produksinya,” katanya seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Kamis (4/06/2020).

Baca Juga: Harga Kedelai Melambung Tinggi

Lantaran itu, Kusman berharap Pemkab Gresik bisa memberikan bantuan modal.

“Kalau tanpa bantuan modal kita akan habis,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Bupati Gresik M Qosim juga mengakui kondisi serupa. Dia mengemukakan, kondisi pelaku usaha kecil menengah (UKM) terpuruk.

“Kami segera melakukan inventarisasi kelangsungan UKM agar mereka bisa survive lagi ditengah pandemi Covid-19,” katanya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pelaku UKM di Gresik.

Baca Juga: Produksi Tahu Menurun

Load More