SuaraJatim.id - Selama lima tahun, Gilang 'bungkus' terduga fetish kain jarik mengaku sudah menjaring 25 korban. Selama itu pula, Gilang melakukan fetish secara visual dan berhadapan langsung.
“Totalnya 25 korban dan kita masih dalami. Selama lima tahun ini pelaku melakukan fetish secara visual dan berhadapan langsung bersama korban,” ujar Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Jhonny Edison saat gelar perkara di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (8/8/2020).
Melansir Beritajatim.com--jaringan Suara.com--, Gilang juga mengaku merasakan adanya rangsangan, terlebih jika pelaku melihat secara langsung korban maupun tidak.
Hampir sama dengan Bondage, discipline and sado- Masochism (BDSM) yang secara terang-terangan terangsang melihat korban yang menurutnya, tersiksa dan terikat.
Hanya saja, dari kasus ini kepolisian menerapkan pasal UU ITE lantaran pelaku lebih memenuhi unsur tindak pidana ini.
“Untuk unsur kekerasan seksual masih di dalami apakah bisa memenuhi unsur atau tidak. Yang pasti pelaku kita jerat UU ITE dengan ancaman penjara paling lama 6 tahun,” tegasnya.
Lebih lanjut Kapolrestabes Surabaya menjelaskan, sejauh ini sudah ada 20 korban yang melaporkan ke pusat pelaporan di Unair.
Sedangkan korban lain akan melapor atau tidak pihak kepolisian masih menunggu.
Seperti yang dijelaskan kepolisian, Gilang ini diamankan di rumahnya di Jalan Cilik Riwut Gang VI, Kelurahan Selat Dalam, Kecamatan Selat, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah.
Baca Juga: Terungkap! Korban Predator Seks Fetish Kain Jarik Gilang Cowok Semua
Dikeluarkan dari Unair
Jajaran pimpinan Universitas Airlangga Surabaya mengambil keputusan tegas dengan mengeluarkan atau melakukan drop out atau DO Gilang.
Ketua Pusat Informasi dan Humas Unair Suko Widodo di Surabaya, Rabu (6/7), mengatakan keputusan mengeluarkan mahasiswa tersebut dilakukan setelah Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menghubungi pihak keluarga yang bersangkutan di Kalimantan melalui fasilitas daring.
"Merujuk pada azas komisi etik, keputusan baru bisa diambil saat bisa mendengar pengakuan dari yang bersangkutan dan atau wali. Karena orang tua sudah bisa dihubungi, maka pak rektor memutuskan yang bersangkutan di-DO atau dikeluarkan," ujarnya.
Suko Widodo mengungkapkan pihak keluarga mahasiswa pelaku fetish telah mengakui perbuatan anaknya dan menyesalinya.
Pihak keluarga, kata dia, juga menerima keputusan yang diambil pimpinan Unair kepada anaknya.
Berita Terkait
-
Terungkap! Korban Predator Seks Fetish Kain Jarik Gilang Cowok Semua
-
Gilang Predator Seks Fetish Kain Jarik Ditangkap, Didampingi Pengacara
-
Foto Penangkapan Gilang Sang Predator Seks Fetish Kain Jarik di Rumah
-
Ditangkap! Gilang Si Predator Seks Fetish Kain Jarik Langsung Tes Corona
-
Polisi Tangkap Gilang Sang Predator Seks Fetish Kain Jarik di Kapuas
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Hebat, Danantara dan BRI Gerakkan Ratusan Relawan serta Salurkan Puluhan Ribu Paket
-
Polres Pasuruan Tutup 3 Perlintasan Kereta Api Jelang Nataru, Akses Mobil Dibatasi!
-
Gubernur Khofifah Resmikan OPOP Training Center ITS Surabaya, Dongkrak Produk Pesantren Jatim
-
Dalih Belajar Agama Terbongkar, WNA Amerika Dideportasi dari Tulungagung
-
Kasus Polisi Bunuh Mahasiswi UMM Diduga Motif Harta, Keluarga Bantah Korban Hamil!