SuaraJatim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dalam waktu dekat bakal memperbolehkan pembelajaran tatap muka di sekolah yang ada di wilayah tersebut.
Namun, pembelajaran di gedung sekolah tersebut akan menerapkan sistem ganjil genap.
Penerapan sistem tersebut disampaikan Kepala SMPN 8 Malang Anny Yulistyowati saat menggelar simulasi pada Rabu (19/8/2020) kemarin.
“Kami simulasikan dengan sistem ganjil genap. Nomer bangkunya sesuai dengan absennya. Satu kelas berjumlah 32 orang, diisi setengahnya saja, jadi 16 orang. Jadi sehari tatap muka sehari belajar di rumah. jam pelajaran dimulai pukul 07.00 WIB hingga 12.00 WIB,” ujar Anny seperti dilansir Beritajatim.com-jaringan Suara.com.
Dalam proses simulasi yang dilihat langsung Wali Kota Malang Sutiaji, Anny mengatakan agenda simulasi dilakukan sejak siswa diantar oleh wali murid.
Siswa yang masuk ke lingkungan sekolah harus dicek suhu tubuhnya, wajib cuci tangan, bermasker dan dilarang berkerumun. Kemudian siswa masuk ke dalam kelas.
Setelah berada di dalam kelas, siswa akan duduk dengan bangku yang telah diatur. Pun setiap meja disediakan hand sanitizer, tisu basah dan tisu kering.
Kemudian pada jam istirahat dilarang keluar kelas. Siswa harus membawa bekal dari rumah dan membawa masker minimal dua buah dari rumah.
Anny mengatakan, bahwa sekolah juga membentuk Satgas Covid-19 yang terdiri dari guru dan siswa. Jika ada siswa yang sakit akan didampingi oleh petugas kesehatan yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap untuk dibawa ke ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Baca Juga: Soal Pembukaan Sekolah, Kemendikbud Ingatkan Lagi Penerapan SKB 4 Menteri
“Diharapkan mereka diantar kendaraan pribadi. Sementara, yang naik kendaraan umum, harus disepakati oleh orangtua dan membuat surat pernyataan. Kita membentuk Satgas dan juga mendirikan tenda untuk antisipasi terjadi kerumunan saat siswa tiba dan akan masuk ke sekolah,” katanya.
Sementara itu, Sutiaji meminta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang untuk segera menyusun instrumen pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
Mulai dari protokol kesehatan yang ada di dalam sekolah hingga penggunaan alat transportasi.
“Sebelum melakukan simulasi sekolah sudah mengumpulkan polling kepada wali murid dan siswa. Hasilnya, sebanyak 74 persen menginginkan adanya pembelajaran tatap muka. Insya Allah instrumennya nanti disusun oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya.
Sutiaji berpesan ketika metode pembelajaran tatap muka kembali dimulai. Sekolah harus menerapkan protokol kesehatan sebaik mungkin.
Bangku diatur berjarak, siswa dilarang berpindah tempat hingga dalam satu kelas cukup diisi dengan 50 persen dari total kapasitasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Tiga Rumah Sakit di Jember Curang dalam Klaim JKN
-
10 Fakta Amalan Dzikir 313 Kali Bada Isya Pembuka Pintu Rezeki Tanpa Batas
-
Dividen Seret, DPRD Jatim Telaah Laporan Keuangan BUMD dan Anak Perusahaannya
-
Garda Terdepan yang Terlupakan, Waka DPRD Jatim Perjuangkan Nasib Perawat Desa
-
BRI Sabet Penghargaan Inovasi 2025, Qlola Jadi Kunci Transformasi Digital Perusahaan