SuaraJatim.id - Heboh "Jalur Gowes Gadis Desa" di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang masih menyisakan tanda tanya. Siapa sebenarnya yang memiliki program kontroversial tersebut.
Kekinian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih memanggil pihak-pihak untuk diklarifikasi, Senin (14/9/2020). Salah satu yang dipanggil adalah Camat Karangploso Indra Gunawan.
"Sudah dipanggil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ini tadi. Intinya klarifikasi, saya kan hanya mendampingi saja karena ada Pak Bupati (Sanusi), saya kan juga diundang," kata Indra dihubungi melalui telepon selulernya.
Ia melanjutkan, gowes pada Minggu 6 September 2020 lalu itu diselenggarakan oleh paguyuban desa Kecamatan Karangploso.
Namun, dalam pelaksanaannya, termasuk mengatur jalur gowes, melibatkan pihak ketiga atau event organizer (EO). Meskipun demikian, Ia tidak tahu menahu siapa EO tersebut. "Say tidak tahu," ujarnya.
Namun, lajut Indra, diyakininya bahwa Jalur Gowes Gadis Desa yang menyuguhkan dua perempuan hanya memakai kemben atau jarit tersebut ilegal.
"Tidak ada jalur itu (Gadis Desa). Itu 'ngamen'. Sama seperti kalau ada ramai-ramai wisuda, kan ada tukang foto," ujarnya.
Masalahnya dalam poster promosi yang viral di media sosial mencantumkan logo branding Kabupaten Malang. Apalagi kegiatan tersebut sempat dihadiri oleh bupati setempat, M Sanusi.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang Made Arya Wedanthara. Namun demikian, kegiatan tersebut bukan diselenggarakan pemerintah, melainkan event organizer. Namun pihaknya enggan menyebutkan nama pihak penyelenggara.
Baca Juga: 249 Warga Postif Covid-19, Jatim Menduduki Peringkat Ketiga Terbanyak
Made juga membenarkan kalau Bupati Sanusi juga sempat hadir di sana. "Karena diundang, bupati pasti hadir. Tapi kita kan cuma diundang untuk pemberangkatan," katanya saat dihubungi suara.com.
Belakangan Made baru tahu kemunculan poster kontroversial dan viral cewek memakai kain jarik alias kemben "Jalur Gowes Gadis Desa" dengan mencantumkan branding resmi pariwisata Pemkab Malang.
Pemkab juga kaget pasca viral di berbagai platform media sosial. Bahkan telah banyak komplain yang diterimanya. "Jangan sampai terjadi eksploitasi perempuan seperti itu. Banyak yang komplain langsung ke saya, terutama ibu-ibu," katanya.
Kontributor : Aziz Ramadani
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Makna Kebaya Hitam dan Batik Slobog yang Dipakai Cucu Bung Hatta, Sindir Penguasa di Istana Negara?
Pilihan
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
-
Emas Antam Menggila, Harga Naik Kembali ke Rp 1,9 Juta per Gram
-
Waduh! Cedera Kevin Diks Mengkhawatirkan, Batal Debut di Bundesliga
Terkini
-
Bella Anjani Mahasiswi IKADO Surabaya Dorong Generasi Z LAWAN 'Narsisme' dengan Buku Ilustrasi
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama
-
Festival Mangrove, Gubernur Khofifah Ajak Warga Jaga Ekosistem dan Bangun Ekonomi Berkelanjutan
-
DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025
-
DPRD Jatim Soroti Defisit dan Ketergantungan SiLPA di P-APBD 2025 yang Membengkak