SuaraJatim.id - Baru-baru ini beredar video aktivis Anti Masker Banyuwangi bernama M Yunus Wahyudi datang ke RSUD Genteng hendak menjemput paksa jenazah pasien reaktif Covid-19. Ia juga nampak bicara ngegas, marah-marah pada petugas rumah sakit.
"Itu sakit (biasa), komplikasi sudah, jangan dibikin Corona, mana (jenazahnya) saya yang ngubur. Enggak usah pakai masker, enggak sakit apa-apa kok," kata Yunus dalam rekaman yang beredar di Youtube Timesindonesia.co.id, jejaring suara.com.
Dalam video, pria berjuluk Harimau Blambangan ini terlihat bersitegang dengan petugas medis. Mempertanyakan alasan RSUD Genteng, menerapkan protokol kesehatan dalam proses pemulasaraan dan pemakaman si pasien.
Petugas medis pun mejabarkan bahwa sebelum dirujuk ke RSUD Genteng, si pasien sempat dirawat dan menjalani rapid test di Klinik Al Hana, Benculuk, hasilnya reaktif.
Baca Juga: Satu Pegawai Positif Covid, Kantor BPJS Ketenagakerjaan Lamongan Ditutup
Namun Yunus terus memaksa apakah hasil rapid test sudah bisa menjadi dasar bahwa jenazah pasien harus dimakamkan dengan penerapan protokol kesehatan.
Karena tak juga mendapat penjelasan yang meyakinkan, dia pun meminta petugas medis RSUD Genteng, untuk bersumpah di bawah kitab suci, jika pasien meninggal benar-benar terinfeksi Covid-19.
Namun, tak ada satu pun dokter dan tenaga medis yang berani bersumpah. Yang terjadi malah di luar dugaan. Aktivis Anti Masker Banyuwangi, justru dipersilahkan membawa pulang jenazah tanpa harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19, seperti yang telah direncanakan pihak RSUD Genteng.
Kepada TIMESIndonesia, jejaring suara.com, Yunus membenarkan jika dirinya telah melakukan penjemputan paksa jenazah pasien RSUD Genteng, seperti yang terlihat dalam video viral.
Hal itu dia lakukan pada Senin, 28 September 2020 lalu. Identitas jenazah pasien yang dijemput paksa atas nama Sudarmi (55), warga Desa Kradenan, Kecamatan Purwoharjo. Yang tak lain adalah tetangga Yunus sendiri.
Baca Juga: Bayi Baru Lahir di Nganjuk Langsung Positif Corona, Tertular Ibunya
Menurutnya, aksi tersebut dia lakukan lantaran tidak yakin dengan hasil diagnosa pihak RSUD Genteng. Yang berpatokan pada hasil rapid test, dan selanjutnya mengeluarkan rekomendasi agar jenazah pasien dimakamkan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19.
Berita Terkait
-
Biden Positif COVID-19, Pertanyaan Muncul Tentang Pencalonan Ulang
-
Jalankan Tugas Presiden, Kamala Harris Gantikan Biden yang Sedang Terkena COVID-19
-
BREAKING NEWS: Presiden Biden Positif COVID-19 di Usia 81 Tahun, Gedung Putih Beberkan Kondisinya
-
Aksi Demonstrasi Gugat Regulasi Pemerintah soal Pembatasan Covid di China
-
10 Aturan Terbaru Perjalanan Domestik, Soal Prokes hingga Vaksin
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
Terkini
-
Asisten Masinis Tewas Usai KA Jenggala Tabrak Truk, PT KAI Tempuh Jalur Hukum
-
Dua Gudang Penyimpanan Bahan Baku Sandal Milik Pabrik Sepatu Legendaris di Surabaya Ludes Terbakar
-
Pemprov Jatim Didesak Ikuti Jabar Tentang Pajak Kendaraan Bermotor, Kiai Asep Pasang Badan
-
Tembok Roboh di Area Pasar Kupang Gunung Surabaya, 1 Orang Tewas
-
Kartini Modern dan Peran KUR BRI Dalam Mendukung Suryani Sebagai Pejuang Ekonomi