SuaraJatim.id - Pandemi Corona menjadi keberkahan tersendiri bagi para peternak hewan hias maupun tanaman bunga. Mulai dari ikan, burung hingga pelbagai jenis bunga diserbu oleh para penghobi.
Hal inilah yang juga dirasakan oleh Tonny Hartono (56), Warga Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Permintaan burung perkutut jenis Bangkok miliknya pun kebanjiran pesanan. Bahkan, ia kewalahan menuruti permintaan para penghobby burung anggungan tersebut.
"Akhirnya saya menghubungi teman-teman yang lain. 'Mendatangkan' istilahnya. Itu untuk memenuhi kebutuhan pasar," kata Tonny di rumahnya, Rabu (4/11/2020).
Selama masa pandemi, ia sanggup menjual setidaknya 300 sampai 500 ekor perkutut sebulan. Perkutut yang terjual pun memiliki kualitas yang bervariasi. Kebanyakan permintaan ialah perkutut dengan kelas standart meski tak jarang ada yang kualitas wahid.
Untuk kelas standar, harga perkutut berusia minimal satu bulan atau sudah mulai sapih. Harganya sekitar Rp. 100.000 sampai Rp 125.000.
Harga itu berbeda untuk perkutut yang sudah mulai manggung. Harga yang dipatok bervariasi, tergantung durasi manggungnya. Bila ditotal, omzet minimal penjualan perkutut bangkok diatas Rp 50 juta.
"Harga yang Rp 5 juta ada, yang Rp 10 juta juga ada. Pembelian ada yang Makassar, Kalimantan juga ada. Kemarin ada yang dari Riau tapi halah masih belum bisa ya karena barangnya belum ada," jelasnya.
Boleh dibilang, Tonny adalah suhu untuk masalah Perkutut Bangkok di Blitar. Ia memulai bisnis ini sejak tahun 2000. Selama 20 tahun itu, bapak anak satu itu paham bagaimana mencetak perkutut berkelas.
Bisnis ini dimulai saat dirinya mengontrak sebuah rumah dan memelihara 12 pasang perkutut bangkok dengan memanfaatkan lahan sisa. Jatuh bangun ia lalui.
Baca Juga: Setelah Dilan, Iqbaal Ramadhan Perankan Burung Perkutut
Namun hasil tak pernah mengkhianati usaha. Kini Tonny sudah mampu memiliki lahan dan rumah sendiri untuk membesarkan peternakan miliknya.
Tonny menamai peternakan perkutut bangkok miliknya dengan nama Dahlia Bird Farm. Peternakan itu berada satu pagar dengan rumahnya. Ribuan populasi perkutut itu hanya ditangani oleh Tonny seorang.
Sampai saat ini, Tonny sudah memiliki sedikitnya 700 pasang indukan. Belum lagi perkutut yang baru menetas, sapih, remaja dan bahanan. Jumlahnya diatas 2.800 ekor. Semua itu dipelihara di lahan dengan luas 2.350 meter persegi.
Dengan jumlah burung sebanyak itu, dirinya sudah layak menyandang predikat sebagai breeder perkutut bangkok terbesar seantero Blitar.
"Ya boleh dibilang begitu. Paling kalau di atas seratus ekor itu bisa dihitung jari mas," ungkapnya.
Lalu bagaimana dengan perawatan Perkutut? Apakah ada treatment khusus?
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Dapat Cuan Kilat dari DANA Kaget: Klik Link Saldo Gratis Rp 333.000 Hari Ini
-
Menteri PU: Semua Bangunan Pondok Pesantren Akan Dievaluasi
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: DPRD Jatim Ingatkan Pemprov Bisa Gunakan Dana Cadangan
-
Hotel Dekat Island Hospital Penang yang Nyaman untuk Keluarga
-
Nelayan Jatim Terjepit Harga Solar: Pemprov Harus Segera Bertindak