Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 05 November 2020 | 19:05 WIB
Tonny Hartono saat merawat perkutut di rumahnya [Suara.com/Farian].

Ia mengatakan tidak. Burung perkutut cukup mudah untuk dikembang-biakan. Bahkan aves anggungan itu masuk kategori peliharaan yang tahan dengan penyakit. Tak ada treatment khusus selama bentuk kandang dan ketersediaan makanan tersedia. 

Perkutut yang siap untuk dijodohkan, lanjut Tonny, adalah yang berusia setidaknya lima sampai enam bulan. Kandangnya direkomendasikan agak lebar. Hal ini memungkinkan perkutut punya ruang gerak yang cukup bebas.

"Mungkin awal-awal setekah sapih bisa dibikinkan umbaran (koloni) dulu. Baru nanti disendirikan. Disini kita bisa menentukan mana yang bagus manggungnya," tutur pria sambil menarik sebatang rokok. 

Lalu bagaimana menentukan perkutut bangkok yang berkualitas? 

Baca Juga: Setelah Dilan, Iqbaal Ramadhan Perankan Burung Perkutut

Menurut Tonny itu butuh riset yang tak sebentar. Karena untuk sepasang perkutut bangkok yang kualitas baik, belum tentu memiliki keturunan yang baik pula.

Bila hasil peranakan kurang maksimal, ia harus mengganti indukan baik jantannya maupun betinanya. 

Setelah itu kembali dilihat hasil keturunan yang dihasilkan. Bila bagus, maka pasangan itu takkan dipisah. Bila meleset, treatment pergantian pasangan akan diulang. 

"Itulah kenapa harga perkutut bangkok ini cenderung stabil. Naik turunnya nggak melonjak begitu," jelasnya. 

Bagaimana cara memilih indukan yang baik bagi pemula? 

Baca Juga: Gegara Burung Perkutut Lepas, Nyawa Adi Berakhir di Kabel Listrik

Tonny merekomendasikan untuk memilih indukan dengan kualitas yang standart dulu. Ini untuk melatih agar breeder tahu proses mencari anakan perkutut berkualitas. Selain itu modal awalnya juga tidak terlalu besar. 

"Tapi kalau misal sampean punya jaringan yang bagus ya monggo silahkan. Perawatannya simpel," bebernya. 

Diujung wawancara Tonny berpesan, apapun yang menjadi usaha wajib hukumnya untuk diseriusi dan dicintai. Tidak ada istilah baginya, orang itu cocok memelihara perkutut atau tidak. Selama konsisten, hasilnya bisa dirasakan. 

"Saya mencoba 12 pasang dan hasilnya seperti ini. Kalau misalnya ada yang bilang, pak saya ndak cocok memelihara perkutut, halah itu salah. Banyak kok yang melenceng dari sekolahnya. Mana ada yang tahu kalau sarjana teknik terus bisa sukses ternak perkutut? Ndak ada. Yang penting telaten," pungkasnya. 

Kontributor : Farian

Load More