Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 10 November 2020 | 09:29 WIB
Pasangan Machfud Arifin-Mujiaman saat debat Wali Kota Surabaya, Rabu (4/11/2020). [Beritajatim]

SuaraJatim.id - Kurang 29 hari lagi, Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya digelar. Namun banyak pihak mempertanyakan mesin politik dari kedua pasangan calon (paslon), baik nomor urut 1 Eri-Armuji (Er-Ji) atau nomor urut 2 Machfud-Mujiaman (MAJU).

Menurut Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo, pasangan Machfud Arifin-Mujiaman (MAJU) memiliki modal politik yang cukup besar. Salah satunya dukungan 8 partai politik: PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, PKS, Demokrat dan Partai Masdem.

"Modal politiknya Pak MA cukup besar, tinggal bagaimana mengoptimalkannya. Di dalam pengalaman, mesin politik (MAJU) ini banyak dipertanyakan orang, terlebih masalah aktivitasnya. Asal anggota dewan (dari partai pengusung 02) jalan, peluang dari Pak MA bisa besar," katanya, Selasa (10/11/2020).

Suko menambahkan, jika kerja mesin politik partai pengusung MAJU optimal, maka ada kemungkinan paslon ini bisa memaksimalkan potensi apa yang mereka punya.

Baca Juga: Relawan Pindah Haluan, Awi: Faktanya 3 Kali PDIP Menang Pilkada Surabaya

"Jadi, untuk keefektifan parpol sendiri juga dilihat langsung dari giat politik parpol pengusung Paslon 02. Kalau lihat data indikator dari media massa untuk saat ini masih 50-50 (untuk kedua paslon)," ujarnya.

Meski begitu, menurut Suko mesin politik dari paslon MAJU sebenarnya sudah jalan. Namun ia mengingatkan agar parpol pengusung juga harus bekerja ekstra keras lagi.

"Sejauh ini melihat pergerakan suara sendiri, mesin politik bekerja cukup baik, tetapi pemilihan wali kota ini berbeda dengan pemilihan partai politik, sehingga parpol sendiri harus bekerja lebih keras. Memang sudah terbukti, jika mesin politik punya efek yang cukup signifikan. Namun demikian dalam head to head seperti ini, maka partai politik harus turun menemui konstituen," ujar Suko.

Meski begitu, MAJU juga harus waspada pada lawannya, karena mesin politik seterunya, yakni PDI Perjuangan, sudah bergerak dengan keras ke kantong-kantong massa.

"Sementara untuk PDI Perjuangan sendiri cukup bagus, mereka malah sudah memaksimalkan semua lini mereka," ujarnya.

Baca Juga: Sakit Hati, Relawan PDIP Pendukung Whisnu Sakti Dukung MAJU Musuhi Er-Ji

Bahkan, senjata terakhir dari ErJi juga belum dikeluarkan sepenuhnya, bahkan bisa dibilang masih dalam fase warming up.

"Karena mesin ini jalan, tapi efek dari Bu Risma besar juga. Berdasarkan riset yang saya baca, terlebih lagi Paslon 01 ini sudah punya Bu Risma, yang diketahui sosok Bu Risma ini tidak punya simpatisan, tapi punya masyarakat, punya suporter atau massa yang mengambang itu cukup kuat," kata Suko.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More