Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 09 November 2020 | 10:40 WIB
Relawan Banteng Ketaton, Eks Relawan PDIP Surabaya mendukung Machfud Arifin-Mujiaman (Foto: Arry)

SuaraJatim.id - Kelompok atau relawan PDI Perjuangan non terstruktur, Banteng Ketaton Kota Surabaya tiba-tiba pindah haluan. Mereka membelot dan menyatakan dukungannya terhadap paslon nomor urut 02 Machfud-Mujiaman.

Bahkan, Banteng Ketaton juga bertekad memenangkan suara untuk paslon dengan julukan MAJU ini sebanyak 40 persen. Mereka menolak mendukung Eri-Armuji.

"Kami memilih menolak mendukung Eri Armuji pada saat ini. Sebaliknya, kami mengalihkan suara dengan target mengalihkan 40 persen suara PDI Perjungan Surabaya agar memilih pasangan MA dan Mujiaman," ujar Ketua Deklarasi Banteng Ketaton, Andreas Widodo, Minggu (8/11/2020).

Untuk mencapai target itu, Andreas bersama relawan lainnya yang tergabung dalam Banteng Ketaton akan turun langsung ke perkampungan meyakinkan warga untuk memilih MAJU.

Baca Juga: Kecewa Eri Maju di Pilwali Surabaya, Banteng Ketaton Alihkan Dukungan

Sikap dukungan ini sebagai bentuk kekecewaan atas Megawati Soekarnoputri yang tidak merekom Whisnu Sakti Buana untuk maju di Pilkada 2020.

"Kami anggota banteng Ketaton Surabaya adalah murni warga PDIP menyatakan menolak mendukung Erji. Kami tahu banyak struktural partai yang juga sakit hati. Tapi mereka tidak berani terang-terangan karena takut ancaman pecat dari DPP PDI Perjuangan," katanya.

Penggagas Banteng Ketaton Surabaya, Sunardi juga menyampaikan bahwa deklarasi dukungan ini sebagai bentuk pembangkangan terhadap keputusan DPP PDIP. Deklarasi ini digelar di Jalan Raya Pandegiling yang menurutnya merupakan basis dari partai berlambang banteng tersebut.

"Kami, Banteng Ketaton Surabaya akan menunjukkan ke publik masyarakat atau warga PDI Perjuangan Surabaya ternyata ada yang melawan dan tidak setuju dengan Eri dan Armuji," ujar Gus Nar sapaan akrabnya.

Di sisi lain, Kader Senior PDIP Kota Surabaya, Mat Mochtar yang juga hadir di situ mengatakan tempat deklarasi kali ini mengingatkan pada salah satu pendiri PDIP Sutjipto.

Baca Juga: Polemik Hasil Survei di Pilwali Surabaya, Akademisi: Harus Kita Hormati

Sutjipto ini merupakan ayah dari Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana. Tempat ini disebut sebagai saksi bisu perjuangan kader PDIP di masa lampau.

"Siapapun yang pernah dibantu Pak Tjip, yang menjadi anak buahnya, mari bersama-sama menangkan MA. Karena kita semua tersakiti. Kita semua banteng lama tersakiti karena tidak diturunkan rekom pada Whisnu Sakti," katanya.

Mochtar menegaskan yang merasa bangga pindah haluan karena kecewa dengan hasil rekom PDIP bukan dirinya saja. Ia berencana akan menguasai markas PDIP untuk bisa memenangkan Machfud-Mujiaman saat 9 Desember nanti.

"Saya bangga dengan teman-teman, saya pikir kemarin saya sendiri yang membela MA, tapi ternyata hampir se-Surabaya yang mendukung MA. Di markas PDIP sudah kita kuasai. Sampaikan bahwa MA mengabdikan diri untuk Kota Surabaya. Ini kita deklarasi di depan markas perjuangan kami dulu, hampir 23 tahun lalu," ujarnya.

Kontributor : Arry Saputra

Load More