Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Kamis, 17 Desember 2020 | 17:21 WIB
Viral di media sosial jembatan bambu di salah satu desa di Ponorogo (Foto: Beritajatim.com)

SuaraJatim.id - Agak sulit dinalar. Bagaimana bisa jembatan gedek dari anyaman bambu di salah satu desa di Ponorogo, Jawa Timur, ini nilai proyeknya bisa sampai Rp 199 juta.

Jembatan ini sejak kemarin viral di media sosial (medsos). Foto jembatan beredar di medsos dan aplikasi berbagi pesan grup WhatsApp (WA). Dalam foto itu tertera papan proyek pembangunan dengan nilai fantastis tersebut.

Wartawan beritajatim.com, media jejaring suara.com, mencoba menelusuri lokasi jembatan gedek yang viral tersebut. Diketahui, jembatan dari anyaman bambu itu menghubungkan Desa Pandak dan Desa Bulak di Kecamatan Balong. 

Menurut keterangan warga, jembatan dari bambu itu dibuat pada awal Desember lalu. Dibuat secara swadaya oleh masyarakat di dua desa tersebut.

Baca Juga: Geger Pancasila Versi Negara Wakanda Ala Rahma Sarita, Begini Isinya

"Kalau tidak lewat jembatan ini, warga harus memutar sekitar tiga kilometer," kata salah satu warga sekitar jembatan, Katman, Kamis (17/12/2020).

Maka dari itu, secara swadaya masyarakat membuat jembatan gedek. Sebab, kata Katman, sebelumnya pada akhir bulan September lalu, dilakukan pembangunan jembatan, namun belum sampai selesai menjadi jembatan proyek tersebut disudahi.

Dengan alasan supaya roda ekonomi di kedua desa tetap berputar, warga yang tidak sabar menanti jembatan baru akhirnya membuat jembatan bambu itu. Setidaknya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.

"Pembangunan yang nilainya ada di papan proyek itu hanya jadi pondasi di sisi barat dan timur. Belum jadi jembatan," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Bulak Arini Mustifah menceritakan bahwa jalan yang dilalui jembatan itu merupakan jalan poros. Sehingga untuk perbaikannya merupakan kewenangan pemerintah daerah, dalam hal ini Pemkab Ponorogo.

Baca Juga: Selipkan Bingkisan ke Orderan Pelanggan, Pesan dari Ojol Ini Jadi Sorotan

Pemdes setempat mengajukan perbaikan pada tahun 2019 dan akhirnya dibangun pada tahun ini. Penganggarannya dengan APBD tahun anggaran 2020 senilai Rp 199 juta.

"Anggaran Rp 199 juta itu, dalam rencana anggaran biaya (RAB) memang hanya untuk pondasi yang ada di sisi timur dan barat itu," kata Arini.

Untuk kelanjutan pembangunan itu, kata Arini, dilanjutkan pada 2021 sekitar bulan Maret atau April. Sebab, sebelumnya masyarakat meminta jika jembatan itu ditinggikan dan dilebarkan. 

Awalnya tinggi jembatan direncanakan cuma 4 meter dengan lebar 3 meter. Nantinya akan ditinggikan sekitar 7 meter, lebar 4 meter dan panjang jembatan mencapai 9 meter.

"Jembatannya yang dulu memang masih bisa dilewati, namun kondisinya kurang tinggi. Masyarakat meminta untuk diperbaiki dengan ditinggikan dan dilebarkan. Karena jalan poros, ya perbaikannya kami usulkan  ke Pemkab," ujarnya.

Load More