SuaraJatim.id - Kasus penyebaran atau penularan Covid-19 di Surabaya masih terbilang tinggi. Tercatat klaster keluarga paling mendominasi kasus penularan Virus Corona tersebut.
Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto mengatakan, bahwa klaster keluarga penyumbang prosentase tertinggi kasus penularan, yakni sekitar 28 persen. Dugaan ini merujuk data pelacakan (tracing) mulai 10 Januari hingga 17 Januari 2021, dengan sampel kasus sebanyak 150 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari sampel tersebut, sejumlah 24,7 persen tertular karena memiliki komorbid dan memeriksakan diri ke rumah sakit.
Kemudian sebanyak 14,7 persen karena telah bepergian dari luar kota. Lalu disusul penularan di tempat kerja (klaster perkantoran) sejumlah 12,7 persen. Terakhir, akibat kerumunan angkanya 10 persen. Sedangkan kasus di lingkungan tenaga medias di rumah sakit sekitar 7,3 persen.
“Nah, dari 150 sampel kasus yang dianalisis itu, sebanyak 68 persen orang terkonfirmasi Covid-19 melaksanakan isolasi mandiri di rumah dan 25 persen melaksanakan isolasi di rumah sakit atau tempat yang disediakan oleh pemerintah dan swasta, serta 7 persen di tempat lainnya,” katanya, seperti dikutip dari TIMESIndonesia.co.id media jejaring Suara.com, Minggu (24/1/2021).
Baca Juga: Pemkot Surabaya Akan Blokir Data Kependudukan Pelanggar Protokol Kesehatan
Merespon tinggi angka kasus di klaster keluarga, pihaknya meminta kepada warga yang positif Covid-19, khususnya orang tanpa gejala (OTG), untuk isolasi mandiri di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah.
Lantaran, isolasi mandiri tidak efektif dan bisa menularkan kepada keluarganya yang lain.
“Jadi, untuk sementara kami minta isolasi mandiri di tempat yang telah disediakan pemerintah, seperti di Hotel Asrama Haji (HAH) dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura,” imbaunya.
Per tanggal 22 Januari 2021, total tamu isolasi mandiri di HAH yang dikelola Pemkot Surabaya sebanyak 10.966 orang, dan yang sudah pulang sebanyak 10.662 orang atau 97,2 persen, dan tamu yang masih dirawat di HAH sebanyak 304 orang atau 3,8 persen.
“Di HAH kami sediakan tiga gedung, dan masih ada ratusan kamar yang kosong di sana. Jadi, ayo isolasi di HAH aja, jangan di rumahnya atau apartemennya, khawatir tetap menularkan kepada keluarga lainnya," tambahnya.
Baca Juga: Warga Surabaya Mulai Jarang ke Panti Pijat: Takut Kena Gerebek PPKM!
Irvan juga menduga tingginya klaster keluarga juga dipicu anak-anak yang main atau nongkrong di luar rumah, lalu pulang ke rumahnya tanpa sadar telah membawa virus.
"Kemudian ketemu orang tuanya dan keluarga lainnya yang daya tahan tubuhnya tidak sekuat anaknya tersebut, lebih bahaya lagi kalau orang tuanya itu punya komorbid, sehingga akan lebih cepat tertular," paparnya.
Ia mengimbau kepada warga Surabaya, terutama anak muda untuk tidak bepergian keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak, sebab Covid-19 dapat menyerang keluarga di rumah.
Berita Terkait
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Bimo Wijayanto Dipilih Prabowo Jadi Bos Pajak Baru, Sri Mulyani: Yang Tabah Pak Suryo!
-
Sah! Sri Mulyani Lantik Bimo Wijayanto dan Djaka Budi Utama jadi Bos Pajak dan Bea Cukai
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Punya Hubungan Dekat dengan Bintang Barcelona
-
Cerita Simon Tahamata Terlibat Skandal Match-Fixing: Titik Terendah Karier Saya
-
Panduan dan Petunjuk Pembentukan Koperasi Merah Putih: Tahapan, Usaha, Serta Pengurus
Terkini
-
Bagi-bagi 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim! Berpeluang dapat Rp149 Ribu
-
Jadi Sumber Ekonomi, Sampah Bisa Dilacak dan Menghasilkan Uang
-
Akhir Musim, Persebaya Bakal Dikawal Ratusan Bonek "Terbang" ke Australia
-
Khofifah Turun Tangan Langsung! Pencarian Korban Longsor Trenggalek Dipercepat dengan Anjing Pelacak
-
Dari Daun Kelor ke Cuan: Kisah Sukses Pengusaha Wanita Manfaatkan KUR BRI