SuaraJatim.id - Peran Satgas Covid-19 dalam penanganan dan pencegahan penularan virus corona ini dipertanyakan oleh warga Desa Wage, Kecamatan Taman, Sidoarjo.
Keluhan itu disampaikan oleh Nurhadi selaku Wakil Ketua RW V Desa Wage. Sebab warga di desa itu banyak yang mati setelah dinyatakan positif terpapar Covid-19.
Ia mengatakan, dari banyaknya kasus warga meninggal, masih belum ada perhatian dari Satgas untuk mengambil langkah kongkret melakukan antisipasi terjadinya sebaran virus tersebut.
"Yang diharapkan dari warga kami khususnya warga RT01, 02 dan 03, hendaknya masalah pandemik ini dapat perhatian khusus. Mengingat korban selama 2 bulan ini yang terpapar sudah cukup banyak. Penyemprotan dari tim gugus tugas desa hanya asal-asalan," terang Nurhadi melalui pesan WhatsApp, Kamis (18/2/2021).
Baca Juga: Ketua KPUD Sidoarjo Korban Komplotan Ganjal ATM, Tabungan Sisa Rp 100 Ribu
Nurhadi menyebut bahwa penyemprotan disinfektan hanya dilakukan satu kali dalam kurun waktu dua bulan. Sedangkan korban yang positif terpapar semakin hari semakin banyak. Bahkan selama dua bulan terakhir, sudah ada 5 warga meninggal dunia.
Selain itu, untuk penyemprotan disinfektan dan APD ringan seperti masker dan hand sanitizier disiapkan dari swadaya sendiri. Bahkan penerapan kampung tangguh dan lumbung pangan, juga murni dari urunan warga.
"Kami hanya ingin ada perhatian bukan minta bantuan. Memang pernah satu minggu tim tracing dari Puskesmas Kecamatan Taman datang. Tapi tindak lanjut sampai saat ini, mbok yo disemprot ulang dengan apa atau beberapa warga di test rapid atau warga yang manula diberikan bantuan vitamin atau sekedar bimbingan. Hal itu sangat diperlukan warga," kata pensiunan polisi tersebut.
Di samping itu, terkait alur rujukan pasien terpapar Covid-19 Nurhadi juga menilai bahwa puskesmas setempat tidak optimal dalam menanggapi aduan warga.
"Ibu RW sudah lapor ke Puskesmas Taman karena ada korban lagi malah disuruh datang membawa sendiri ke RS, padahal korban di sini tidak ada keluarga, warga hanya ingin menolong dengan biaya patungan," imbuh Nurhadi.
Baca Juga: WNA Ilegal Asal Yordania 2 Tahun Sembunyi dan Nyabu di Apartemen Sidoarjo
Nurhadi menambahkan, ditengah gembar-gembornya penerapan PPKM Mikro, menurutnya hal tersebut bisa menjadi perhatian khusus untuk nilai dasar satgas Covid-19 Sidoarjo dalam menekan angka sebaran yang masih terus bertambah.
Berita Terkait
-
Banjir Rendam Ratusan Rumah di Sidoarjo
-
PSIM Yogyakarta Selangkah Lagi Promosi ke Liga 1 Musim Depan
-
Dukung Pertandingan Timnas U-20, Waskita Karya Selesaikan Renovasi Stadion Gelora Delta Sidoarjo Sesuai Standar FIFA
-
Hasil Timnas Indonesia U-20 vs Suriah: Garuda Muda Keok Tanpa Bisa Cetak Gol
-
Menteri KKP Ungkap Laut Sidoarjo Berstatus HGB Luasnya 437,5 Hektare, Dikuasai 2 Perusahaan Ini
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
Terkini
-
Puluhan Mantan Karyawan yang Ijazahnya Ditahan Resmi Lapor Polisi
-
Layanan Wealth Management BRI Diakui Dunia, Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
-
Kronologi Kebakaran Rumah di Tegalsari Surabaya, 2 Orang Meninggal Dunia
-
Khofifah Bahas Kerja Sama Pendidikan hingga Energi Terbarukan dengan Delegasi Tomsk Rusia
-
Harga Gabah Kering Jatuh, DPRD Jatim: Panen Raya Terancam Tak Dinikmati Petani