Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 23 Februari 2021 | 10:02 WIB
Tante Susan pemilik Cafe Campuz di Blitar Jawa Timur [Foto: Farian]

SuaraJatim.id - Tante Susan, umur 35 tahun, sedang menjual Cafe Campuz kepunyaannya di Merapi Burit, Kelurahan Babadan, Kecamatan Wlingin, Blitar, Jawa Timur.

Tapi sungguhan, bagi yang minat beli, bisa menjadikannya istri. Susan mengaku menjual cafenya sebab pemasukan yang didapat sudah mencukupi kebutuhan hidupnya selama ini. Apalagi Ia juga rutin mendapat kiriman dari anaknya di luar negeri.

Cafe tongkrongan anak muda di Blitar itu memang ramai setiap hari. Lalu apa maksud bonus istri? Susan mengaku sudah bosan hidup sendirian. Ia sudah berpisah dari suaminya selama sebelas tahun lebih.

"Kalau menjanda ya sekitar 11 tahun lalu. Kalau menjomblo sekitar empat tahunan ini," kata Susan ditemui di cafenya, Senin (22/1/2021).

Baca Juga: Susan, Penjual Kafe Bonus Istri di Blitar Mulai Dilirik Calon Pembeli

Susan memiliki seorang putri yang kini juga bekerja sebagai perawat di luar negeri. Setiap bulan, si Anak mengirimi uang untuk Susan. Keputusan menjual cafe itu tidak dia putuskan sendiri. Dia juga meminta pertimbangan buah hati termasuk kedua orang tuanya.

Cafe Campuz yang dijual Susan berlokasi di Jalan Merapi Burit, Kelurahan Babadan, Wlingi, Kabupaten Blitar. Cafe itu berdiri sejak tahun 2015 silam atau enam tahun lalu.

Cafe yang memiliki 3 meja Bilyard itu berdiri diatas lahan seluas 644 m². Status tanahnya juga sudah bersertifikat hak milik (SHM) atas nama Susan. Harga yang ditawarkan sebesar 2,9 miliyar rupiah. Itupun masih bisa nego.

"Kalau nanti sudah deal, saya akan bantu untuk proses pemasarannya. Strategi marketingnya akan saya bantu. Pokoknya tinggal ngelanjutin aja. Nggak perlu mulai dari awal lagi," ujarnya.

Pantauan di lokasi, Cafe Campuz yang dijual Susan menjadi jujugan anak muda di Wlingi. Terlihat banyak anak muda yang nongkrong di situ.

Baca Juga: Kisah Susan, Ibu Tunggal Jual Kafe Rp 2,9 Miliar Bonus Dirinya Jadi Istri

Lokasinya juga cukup representatif. Ada beberapa tempat wisata di dekat situ. Ada wisata petik sawi, taman bunga serta mepet dengan perumahan di sebelahnya.

Ia mengaku, pemasukan Cafe Campuz sebenarnya cukup menggiurkan. Sebelum pandemi, cafe itu menghasilkan keuntungan sampai 2 juta rupiah per hari. Pada malam minggu, pemasukan bisa sampai 5 juta rupiah.

Lalu dengan pemasukan sebesar itu di Blitar, kenapa harus dijual?

"Justru kalau ramai, nanti yang beli nggak ragu mas. Kalau sepi terus dijual malah nggak ada yang beli. Ya kan?" tuturnya.
Susan mengaku cafe itu sebenarnya sudah dijual sejak 2020 lalu. Proses penjualannya dari mulut ke mulut. Soal bonus istri, ia ingin ada seorang pria yang mendampingi dirinya.

Susan sendiri termasuk pribadi yang humble. Juga ramah. Selama ini, proses pengelolaan cafe hanya dia sendiri yang menanggung.

"Ya itu tadi. Mungkin karena sudah capek ya mikir yang segitu banyak. Anak saya juga ngirim uang. Soal cafe ini saya lho juga minta pertimbangan anak saya," jelasnya.

Sejauh ini, kata Susan, sudah banyak yang menghubungi dirinya terkait cafe bonus istri yang dia tawarkan. Calon pembelinya bermacam-macam.

Ada duda, perjaka, pengusaha tambang, hingga pengusaha muda yang usianya 28 tahun atau tujuh tahun di bawah umurnya. Menurut Susan, ada sebagian pembeli yang mulai membangun kedekatan dengan dirinya.

"Saya welcome mas. Yang penting datang aja dulu. Lihat-lihat dulu. Kita kenalan dulu. Habis itu bisa dibicarakan," kata Susan.
Beberapa penelvon yang menanyakan itu sudah banyak. Ada yang dari Surabaya, Solo hingga luar pulau seperti Kalimantan.

Dia menambahkan, pria idamannya adalah lelaki yang bertanggung jawab. Pembeli juga bisa memilih. Bisa paket cafe dan istri, atau hanya memilih asetnya saja.

"Kalau ingin sepaket (cafe bonus istri) boleh. Kalau ingin asetnya saja juga boleh kok mas. Yang penting datang aja dulu," ujarnya.

Kontributor : Farian

Load More