Selain sibuk mencari ambulance untuk mengangkut jenazah istrinya, ia juga mengaku harus menyiapkan liang lahat di pemakaman panjang Losari, Kabupaten Mojokerto yang menjadi slot lahan perkuburan warga Lingkungan Penarip, Kelurahan/Kecamatan Kranggan, Kota Mojokerto. Dedy tercatat sebagai warga setempat.
"Kalau makam itu, saya awalnya disuruh bayar Rp 2 juta oleh juru kunci karena istri saya ini orang luar. Katanya peraturannya seperti itu, lalu saya melakukan koordinasi dengan Pak RT baru bisa karena saya warga sini, lalu hanya membayar Rp 500 ribu sebagai uang administrasi ke Pak RW," katanya.
Setelah mendapat kepastian area pemakaman, dirinya bergeser ke RS untuk meminjam ambulance. Namun, di saat berusaha meminjam diminta menunggu dan melakukan konfirmasi terlebih dulu. Sebab dikhawatirkan masih digunakan oleh pihak lain.
"Lalu saya ketemu Pak Polisi, katanya ada ambulance gratis dari PMI Kota Mojokerto, itu rasanya lega dan bersyukur," katanya.
Ia hanya berharap semoga hal ini menjadi pelajaran terhadap semuanya. Dimana dalam peristiwa ini, dia tak memiliki pemikiran untuk meminta bantuan warga maupun perangkat setempat dikarenakan enggan merepotkan berbagai pihak utamanya dalam pendanaan pemakaman.
"Saya sebenarnya enggak pingin mengungkit-ngungkit, biarkan ini menjadi pelajaran bagi diri saya secara pribadi. Doakan semoga almarhumah diberi yang terbaik," katanya.
Terpisah, Lurah Kranggan, Rochan, menepis pengakuan Dedy yang mengatakan jika perangkat setempat tak membantu atau memberikan solusi pemakaman.
"Perangkat lingkungan justru kebingungan, dia pergi enggak ngasih (memberi) tahu. Terus dihubungi Pak RT, tapi teleponnya mati. Akhirnya mereka menghubungi kepolisian sebab warga resah jenazah dibiarkan sendirian," katanya.
Rochan menjelaskan terkait prosedur pemakaman ada di masing-masing tingkat RW dan RT setiap lingkungan dan ada tarikan iuran kematian yang dikelola setiap RT.
Baca Juga: Duh! Suami di Mojokerto Tinggalkan Jasad Istri Sendirian 24 Jam di Kosan
"Bukan di kelurahan, melainkan di tingkat paling dasar. Makanya di tiap RT ada iuran kematian gunanya untuk itu. Sedangkan Dedy warga Lingkungan Penarip. Hanya memang setahun kos di Panggreman ini dan dia mengaku cuman bayar ke RW di Penarip uang kematian sebesar Rp 500 ribu, lalu gali kubur Rp 400 ribu. Ambulans dan makam gratis," katanya.
Berita Terkait
-
Duh! Suami di Mojokerto Tinggalkan Jasad Istri Sendirian 24 Jam di Kosan
-
Diberi Minuman Jeruk Orang, Edi Pingsan, Saat Sadar Uang Rp 40 Juta Hilang
-
Target Penggalian Situs Kumitir Mojokerto Tahun Ini
-
Viral Mantan Istri Robohkan Rumah Eks Suami di Mojokerto Gegara Gono-gini
-
Janjian Sama Perempuan di Hotel, Baru Check In Pensiunan PNS Tewas di Kamar
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Bella Anjani Mahasiswi IKADO Surabaya Dorong Generasi Z LAWAN 'Narsisme' dengan Buku Ilustrasi
-
Niat Sholat Rebo Wekasan di Bulan Safar, Amalan Tolak Bala Beserta Pandangan Ulama
-
Festival Mangrove, Gubernur Khofifah Ajak Warga Jaga Ekosistem dan Bangun Ekonomi Berkelanjutan
-
DPRD Jatim Kritik Anggaran untuk Isu Perempuan dan Anak di Rancangan P-APBD 2025
-
DPRD Jatim Soroti Defisit dan Ketergantungan SiLPA di P-APBD 2025 yang Membengkak