SuaraJatim.id - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) punya ketua umum baru, Muhammad Abdullah Syukri. Ia terpilih sebagai Ketua Umum PB PMII periode 2021-2023 di Kongres XX di Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (25/3/2021).
Kader PMII Malang tersebut mendulang 130 suara dari total 242 suara. Syukri pernah menahkodai Komisariat PMII Universitas Brawijaya, Malang.
Sebelum diamanahi menjadi ketua umum, Syukri pernah menjabat sebagai Ketua Biro Beasiswa Bidang Hubungan Internasional PB PMII. Demikian dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com.
Tak bermain di dalam negeri saja, ia juga diketahui menjadi salah satu inisiator pendirian Pengurus Cabang Internasional PMII di tiga negara seperti Maroko, Taiwan, dan Jerman.
Baca Juga: Kongres PMII di Kota Kendari Ricuh, Panitia Dilempar Batu
Kemudian, Syukri juga pernah menjadi Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Brawijaya pada 2009-2010, Kongres Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya dan Ketua KPU FISIP Universitas Brawijaya.
Setelah menamatkan studinya di UB, ia melanjutkan studinya di Universitas Duisberg Essen, Jerman dalam bidang ilmu politik dan pemerintahan dengan beasiswa dari Pemerintah Jerman (DAAD).
Santrinya Kiai Maimoen Zubair atau Mbah Moen
Selain di bidang pendidikan formal, Pria kelahiran Cirebon juga mengaji di beberapa pesantren. Mulai dari tanah kelahirannya di Pondok Buntet Pesantren Cirebon, Pondok Pesantren Anwarul Huda Malang dari 2009-2011.
Ia juga pernah mondok di Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang pada 2012-2015 di bawah asuhan Syaikhina KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
Baca Juga: Jokowi : HMI Harus Tumbuh Bersama Zaman, PMII Menjadi Navigasi Perubahan
Ia pernah mewakili Indonesia pada Forum Perdamaian Dunia di Amerika Serikat (AS) dan Serbia dalam program 1.000 Abrahamic Circles (Agustus-September 2019). Program tersebut diinisiasi untuk membangun perdamaian di antara agama-agama Ibrahim.
Saat ini, ia merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Asy-Syakiroh 2 Buntet Pesantren Cirebon. Ia juga Sekretaris Bidang Pendidikan Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren Cirebon. Ia juga mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren.
Selain didapuk jadi Ketua Umum PB PMII, Muhammad Abdullah Syukri kini juga menjalankan aktifitas di Jakarta sebagai Wakil Direktur Center for Indonesian Policy Analysis (CIPA), Indonesian Returning Expert di Korporasi Jerman untuk Kerjasama Internasional, dan Tim Asistensi Staf Khusus Presiden Republik Indonesia.
Berita Terkait
-
Kongres PMII di Kota Kendari Ricuh, Panitia Dilempar Batu
-
Jokowi : HMI Harus Tumbuh Bersama Zaman, PMII Menjadi Navigasi Perubahan
-
Bicara di Kongres PMII, Jokowi: Tak Ada Kata Lelah Dalam Kamus Saya
-
Pencemaran Limbah Pabrik, PMII Desak Ketegasan Pemkab Bondowoso
-
Setahun Jokowi-Ma'ruf Pimpin Indonesia, Mahasiswa: RIP Rezim Jokowi
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
5 Rekomendasi Hotel Dekat Alun-Alun Batu untuk Liburan yang Nyaman
-
Gubernur Khofifah Dorong Tata Kelola Internasional Usai Tahura Raden Soerjo Cetak Rekor
-
Gubernur Khofifah Apresiasi KTH dan Penyuluh Kehutanan se-Jatim: NTE Tertinggi Nasional
-
Usai Wukuf, Gubernur Khofifah akan Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan