Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 22 Juni 2021 | 17:33 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat meninjau langsung ke TPU Cemoro Kembar di Kampung Kenteng Kelurahan Mojo Kecamatan Pasar Kliwon yang dirusak, Senin (21/6/2021). [Suara.com/Ari Welianto]

SuaraJatim.id - Kasus perusakan makam non-muslim di Mojo Pasar Kliwon, Kota Solo, akhirnya terkuak. Perusaknya sejumlah bocah bau kencur. Lebih mengejutkan lagi, diduga anak-anak di bawah umur itu diperintah oleh guru ngajinya.

Hal ini terungkap dari penjelasan Kepolisian Sektor Pasar Kliwon yang sudah bergerak menyelidiki kasus ini. Polisi sedang intens menggali keterangan dari keluarga wali anak-anak perusak makam tersebut. Apa motif dari aksi vandalisme itu.

Dijelaskan Kapolsek Pasar Kliwon Solo, Iptu Prevoost, polisi telah melakukan mediasi antara pihak yang dirugikan dengan pelaku serta orang tua perusak makam. Kapolsek menyebutkan mediasi dihadiri tokoh masyarakat setempat dan mencapai titik temu kedua belah pihak.

"Tapi kepolisian tetap sesuai prosedur, kita kan periksa penyelidan kasus ini. Karena ini melibatkan anak di bawah umur, kita akan periksa ortu wali dan pengajar tempat anak-anak ini belajar," kata Iptu Prevoost, dikutip dari hops.id, jejaring media Suara.com, Selasa (22/06/2021).

Baca Juga: Pelajar SD Rusak Makam Non Muslim, SETARA: Kelompok Konservatif Tengah Sasar Anak-Anak

Kapolsek belum mengetahui apakah perusakan makam ini adalah perintah dari pengajar ngaji sekolah informal atau spontanitas. Polisi masih mendalami motifnya.

"Saat ini masih proses. Kami kepolisian melaksanakan mediasi, dan sudah menemukan kesepakatan dilakukan ganti rugi, namun tetap pemeriksaan untuk proses lebih lanjut," ujar Kapolsek spontan saat ditanya apakah perusakan itu perintah guru ngajinya.

Iptu Prevoost mengatakan pula meski sudah sepakat mediasi, namun pemeriksaan proses lebih lanjut bakal dilakukan. Nah mengenai nasib ke depan sekolah informal yang dimaksud, polisi sih berpegang pada ketentuan dalam Surat Edaran Wali Kota Surakarta.

"Sesuai SE Walkot belajar mengajar tatap muka belum boleh, maka dihentikan sementara karena tatap muka enggak boleh, apalagi situasi kondisi tempat sangat sempit dan padat," ujar Kapolsek.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka emosi atas kasus perusakan makam di Mojo Pasar Kliwon. Makin marah Gibran setelah tahu yang rusak makam ternyata adalah anak-anak. Gibran nggak peduli, ingin anak-anak dihukum karena merusak makam salib digeser dan lainnya.

Baca Juga: Kasus Perusakan Makam di Solo, Gibran: Kasus Diserahkan Kapolres, Sekolah Wajib Ditutup!

Selain itu, putra Jokowi ini minta sekolah informal tempat anak-anak belajar itu ditutup saja. Sebab sudah tindakan anak-anak itu sudah kelewatan banget.

Gibran Rakabuming meminta kasus perusakan makam di Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon ini dituntaskan. Hukum mesti ditegakkan dan sekolah informal tempat belajar anak-anak akan ditutup saja.

Bukan cuma anak-anak perusak makam saja yang bakal ditindak, Gibran mengatakan pun demikian dengan pengelola sekolah informal anak-anak tersebut belajar. Ternyata sekolah yang dimaksud tidak mengantongi izin.

"Segera kami proses, pengasuh dan anak-anak juga perlu pembinaan. Ini sudah ngawur banget, melibatkan anak-anak. Tutup saja, sudah enggak bener," kata Gibran, Senin (21/06/2021).

Load More