Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 29 Juni 2021 | 13:02 WIB
Kesenian dongkrek dari Madiun [Foto: instagram @genpiindonesia]

Sedangkan topeng orang tua merupakan gambaran kebijaksanaan dan kebaikan untuk mengusir pagebluk keluar dari desa. Selain penari yang mengenakan topeng, musik pengiring juga dimaknai sebagai wasilah mantra atau doa-doa yang dipanjatkan oleh Raden Lo Prawirodipuro bersama warga desa untuk mengusir roh jahat yang memasuki wilayahnya.

Kesakralan kesenian Dongkrek di Mejayan adalah ritual kepercayaan masyarakat yang sebagian cirinya menampakkan diri dalam penggunaan dupa, serta penentuan hari pelaksanaan ritual tersebut.

Dimulai dari lokasi yang dianggap paling wingit atau tempat yang telah ditentukan oleh palang setempat, kemudian diarak keliling desa. Para perogo atau penari adalah laki-laki pilihan yang dianggap suci yang telah melakukan tirakat sebelumnya. Sedangkan sesaji, hadir sebagai pelengkap ritual penolak bala.

Para perogo (penampil) yang telah dipilih, berkumpul di pendopo untuk menerima petuah dari palang, lalu mereka memulai lelampah atau mengikuti petunjuk yang telah diberikan.

Baca Juga: Tulis 'Wara-wara' di Instagram, Wali Kota Madiun dan Istrinya Positif Covid-19

Pada malam Jumat Legi, mereka berkumpul untuk melakukan selamatan, memohon doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran selama prosesi ritual pengusiran pagebluk.

Saat tengah malam tiba, iringan mantra dan puja-puji prosesi pengusiran pagebluk mulai diberangkatkan dari pendopo. Palang menyusuri seluruh wilayah pelosok Mejayan sampai menjelang pagi. Dalam ritual ini, parogo buto tidak diperbolehkan mengenakan busana.

Ritual ini memiliki beberapa aturan, di antaranya, obor harus terbuat dari bambu, dupa harus terus mengepulkan asap kemenyan dan dibawa oleh pembaca puja-puji, pusaka palangan dibawa oleh waris terpilih di bawah payung agung.

Kemudian uborampe atau berapa macam syarat tolak bala seperti tumbal, takhir, plontang berisi bubur beras dan ditanam di tempat yang telah ditentukan. Biasanya, di tempat yang dianggap punjer atau sentral, seperti perempatan, pertigaan, jembatan, sudut-sudut desa, halaman rumah parogo dan juga para gamben atau sesepuh yang berilmu spiritual tinggi.

Nilai kebudayaan Dongkrek merupakan kesenian rakyat Kabupaten Madiun, khususnya di Desa Mejayan sebagai warisan budaya masyarakat yang tetap dilestarikan hingga saat ini. Tradisi ini biasa dilakukan di bulan Suro berupa tradisi arak-arakan keliling desa dan ritual penolak bala (pagebluk).

Baca Juga: Wali Kota Madiun Positif Terpapar Covid-19: Doakan Agar Virus Segera Diangkat

Kesenian Dongkrek merupakan kesenian yang sakral dengan pakem-pakem yang masih dijaga keasliannya. Kesenian ini adalah ritual yang diwariskan oleh leluhur Desa Mejayan dan melibatkan seluruh penduduk setiap satu tahun sekali.

Load More