Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 29 Juni 2021 | 17:47 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ke pemakaman Keputih Surabaya [Suara.com/Dimas Angga]

SuaraJatim.id - Perkiraan angka ini cukup mencengangkan. Dalam sehari, sekitar 40 orang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19 di Kota Surabaya.

Perkiraan data ini diungkap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Namun, meski dimakamkan menggunakan protokol kesehatan, kata dia, belum bisa dipastikan apakah mereka terjangkit virus corona atau tidak.

Sebab sebagian besar dari mereka belum melakukan pemeriksaan atau tes PCR. Akan tetapi mereka rata-rata meninggal dengan gejala Covid-19.

"Total yang dimakamkan protokol kesehatan itu kemarin sekitar 40 an. tapi yang dimakamkan ini ada yang pasti covid dan ada yang suspect, gejalanya covid tapi belum sempat diambil sampelnya udah meninggal sehingga dimakamkan dengan prokes. Karena gejalanya Covid," kata Eri saat blusukan di TPU Keputih, Selasa (29/6/2021).

Baca Juga: Eri Cahyadi Minta Tokoh Agama Ikut Sosialisasikan Prokes ke Jamaahnya

Dengan tingginya angka penularan virus corona ini, maka dari itu Eri Cahyadi berharap agar masyarakat Surabaya taat dan mau mematuhi serta menjalankan protokol kesehatan (Prokes) supaya terhindar dari Covid-19.

"Jadi waktunya ini kita bangun dari tidur warga Surabaya ini," harapnya.

Untuk pemakaman secara protokol kesehatan warga Surabaya, menurut Wali Kota Eri, pihaknya sudah menyiapkan segala kebutuhannya. Tentunya hal itu tak hanya bagi yang beragama islam, tapi juga bagi agama lainnya.

"Yang non muslim juga sudah kita siapkan semuanya. Insyaallah petinya juga kita siapkan. Jadi inilah kemampuan kita," terangnya.

Saat ini, Pemkot Surabaya sudah mencoba melakukan semaksimal mungkin untuk membantu warganya pulih dan bangkit dari Covid 19.

Baca Juga: PPKM Mikro, Warkop dan PKL di Surabaya Wajib Tutup Pukul 20.00 WIB

"Pemkot sudah maksimal semaksimal mungkin bagaimana kita membantu masyarakat Surabaya dengan apa yang kita punya, kita lakukan semuanya demi warga Surabaya," katanya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More