SuaraJatim.id - Untuk mengatasi pandemi Covid-19 pemerintah tidak bisa sendiri. Semua elemen masyarakat harus terlibat. Inilah yang terjadi di Kota Surabaya Jawa Timur.
Sejak pendaftaran Relawan Covid-19 Memanggil dibuka oleh pemkot setempat, warga yang mendaftar pun membludak. Relawan penanganan Covid ini mencapai 2000 orang yang ingin terlibat.
Para relawan ini tugasnya terbagi menjadi tiga bidang yakni sosialisasi protokol kesehatan (prokes), pembinaan Kampung Wani dan Kedaruratan. Sebagian besar relawan memilih bidang prokes.
Namun ada beberapa materi pembekalan yang diberikan kepada para relawan ini, seperti, pemakaian baju hazmat yang sesuai, cara memandikan jenazah COVID-19 hingga menyetir ambulans di jalan raya.
Baca Juga: Sepotong Kisah Perempuan Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19 Surabaya
Sedangkan untuk bidang kedaruratan memiliki latar belakang medis yang dilatih secara khusus oleh tenaga medis. Tidak hanya itu, puluhan ibu atau modin Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai kecamatan di Kota Surabaya secara ikut terlibat menangani jenazah pasien COVID-19.
Tugas penanganan jenazah itu meliputi perawatan jenazah yang terpapar COVID-19 seperti mulai dari mensucikan, membalut dengan kain kafan (mengkafani), menshalatkan, hingga ikut mengantar ke pemakaman.
"Untuk mensucikan dan seterusnya itu dilakukan di halaman krematorium. Ruang krematorium ada di area pemakaman TPU Keputih," kata Ketua II PC Muslimat NU Surabaya Hj. Masfufah Hasyim.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersyukur, panggilan Surabaya Memanggil rupanya langsung direspons positif oleh warga Kota Pahlawan. Bahkan, mayoritas para relawan ini tergolong usia muda.
"Kita akan berjuang bersama untuk mengatasi COVID-19 dan memutus mata rantai pandemi di Surabaya. Karena perjuangan kemerdekaan dulu dilakukan ketika para pemuda turun. Insya Allah kemerdekaan melawan COVID-19 itu bisa selesai ketika pemuda juga turun memerangi COVID-19 di Surabaya," kata Eri.
Baca Juga: Pelatih Persebaya Ungkap Perkembangan Cedera Koko Ari Araya
Selain itu, Eri Cahyadi juga bersyukur karena Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sudah menyiapkan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk merawat jenazah pasien COVID-19 .
Berita Terkait
-
Sepotong Kisah Perempuan Petugas Pemakaman Jenazah Covid-19 Surabaya
-
Pelatih Persebaya Ungkap Perkembangan Cedera Koko Ari Araya
-
Jepang Imbau Warganya Tinggalkan RI, Legiun Asing Persebaya Bimbang
-
Buka Posko Covid-19, Warga Surabaya Gotong Royong Bantu Warga Isolasi Mandiri
-
Persebaya Minta PT LIB Putuskan Nasib Liga 1 pada Agustus 2021
Terpopuler
- Selamat Tinggal Pelatih Persebaya Paul Munster, Dapat Hukuman Berat Kemarin
- Jakmania Gerah Persija Dipimpin Mohamad Prapanca dan Bambang Pamungkas, Pelatih: Nggak Tahu
- 1 Detik Gabung Bhayangkara FC Shayne Pattynama Cetak Rekor Jadi Pemain Termahal?
- Wonderkid 21 Tahun Minat Gabung Timnas Indonesia U-23, Sudah Tembus Skuad Utama di Klubnya
- Gantengnya Motor Petualang Yamaha TW200: Mesin Sekelas Tiger, Harga Premium Setara XMAX
Pilihan
-
PSS Sleman dalam Bahaya, Bintang Persija Tegaskan Ingin Lanjutkan Kemenangan
-
Siapa Raja Gol dan Assist BRI Liga 1? Egy Maulana Vikri Dikepung 4 Asing
-
Ogah Bernasib Seperti Yuran, Bojan Hodak Pilih Bungkam Soal Sanksi Ciro Alves
-
Temui Kasmudjo, Jokowi Tawarkan Bantuan Hukum Soal Dugaan Ijazah Palsu
-
Meski Anjlok, Penjualan Mobil Listrik Masih Unggul dari Mobil Hybrid di April 2025
Terkini
-
7 Tahun Berlalu, Kisah Penyintas Menghapus Memori Bom Bunuh Diri Mapolrestabes Surabaya
-
Bikin Resah Warga Mojokerto, Belasan Debt Collector dan Preman Diamankan
-
Gubernur Khofifah: Wujudkan Ketahanan Pangan dan Zero Stunting di Jatim Lewat Pasar Murah
-
Cerita Pria Ngawi 'Anunya' Terjepit Paralon, Evakuasi Berlangsung Dramatis
-
Awas Pungli Saat PPDB, DPRD Jatim Buka Diri Terima Laporan