SuaraJatim.id - Kasus rumah sakit membludak akibat Covid-19 kembali terjadi di Trenggalek Jawa Timur. Keterisian RSUD dr. Soedomo dikabarkan penuh.
Banyak pasien belum mendapatkan ruang perawatan. Bahkan, dalam foto-foto yang beredar, banyak pasien yang baru datang harus menunggu di luar ruangan di teras IGD RSUD.
Kondisi tersebut sudah terjadi tiga hari ini, tepatnya sejak Sabtu (17/7/2021) kemarin. Kondisi itu diperparah dengan kedatangan pasien di IGD rata-rata perhari hingga 30 lebih pasien.
Bahkan pasien tersebut tidak hanya mengalami kondisi berat, kondisi pasien ringan dan sedang juga datang ke RSUD sebab tidak adanya penerimaan fasilitas kesehatan di tingkat bawah.
Baca Juga: Jadi Tersangka, Ini Motiv Pembacok Mbah Tukiran Tukang Becak Trenggalek Versi Polisi
"Dengan kondisi ruangan penuh dan sesak, sehingga jika ada pasien baru yang datang ke IGD kami ambilkan bed dari ruang rawat inap," kata Direktur RSUD dr Soedomo, Sunarto, dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Senin (19/7/2021).
"Kondisi overload kapasitas IGD ini telah berlangsung pada Sabtu (17/7) lalu, namun kondisi terparah terlihat kemarin," katanya menambahkan.
Ia menjelaskan, jika ada pasien yang baru datang maka tenaga kesehatan RSUD mengambil tempat tidur untuk dijadikan tempat tidur bagi pasien yang datang.
Dengan begitu, mereka harus bersedia mendapatkan perawatan di teras atau lobi masuk depan RSUD sambil menunggu ada ruangan yang kosong.
Dalam penanganan ini pihaknya berprinsip, tidak boleh menolak pasien, sehingga jika ada pasien baru yang datang, petugas langsung menjelaskan kondisinya. Jika pasien ini menerima maka pasien akan langsung dilakukan tindakan.
Baca Juga: Duka Warganet! Tragedi Uang Sedekah Mbah Tukiran, Tukang Becak Dibacok Rekannya
Menurut dr Narto, hal itu terjadi lantaran ada sekitar 40 pasien yang masih berada di IGD. Padahal kapasitas ideal ruangan IGD hanya untuk 18 pasien. Namun kondisi ini diperparah mulai sabtu kemarin, dengan rata-rata pasien baru sekitar 30 pasien di IGD.
Penyebab pastinya apa pihaknya tidak bisa menjelaskan dengan pasti. Namun berdasarkan keterangan nakes dari keluarga atau pasien bersangkutan, kebanyakan pasien tidak dirujuk dari fasilitas kesehatan lebih bawah.
"Jadi pasien datang langsung ke RSUD, alasan semula mereka sudah mencari dan datang ke berbagai fasilitas kesehatan pertama, namun faskes bersangkutan dengan alasan tertentu tidak menerima kondisi pasien," ujarnya.
Meskipun begitu, kata dia, tidak ada alasan lain bagi RSUD untuk tidak menerima pasien yang datang, kendati kondisi telah overload.
Memang kondisi tersebut tidak perlu terjadi, karena sesuai perintah bupati, seharusnya RSUD hanya merawat pasien yang mengalami kondisi berat dan kritis.
Seharusnya, Ia menambahkan, pasien dengan kondisi ringan hingga sedang, masih bisa dirawat di faskes pertama seperti puskesmas, atau klinik -klinik kesehatan lainnya. Namun tidak tahu mengapa, pasien yang datang juga ada yang masih dalam kondisi ringan dan sedang.
Saat ditanya apakah ini efek dari penutupan sementara beberapa puskesmas di Trenggalek pihaknya mengatakan bahwa efek secara tidak langsung juga terjadi. Jadi mestinya pasien dirawat di faskes terendah jadi tidak bisa.
"Saya tidak mau bersteatmen dan berspekulasi namun yang jelas pasien datang ke RS karena tidak ada fasilitas kesehatan dibawah yang melayani," terangnya.
Dalam tugas kali ini jajaran RSUD sekuat tenaga akan memberi pelayanan pasien yang datang. Jika ruangan yang ada tidak cukup, rencananya untuk sementara waktu pasien yang datang di IGD akan ditempatkan di ruangan tunggu.
Sedangkan untuk ruang tunggu akan dipindahkan dengan membuat tenda di halaman RSUD. "Karena itu kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak tentang hal ini, seperti TNI/ Polri, BPBD juta Satpol PP," ujarnya menegaskan.
Berita Terkait
-
Minibus Masuk Jurang di Trenggalek, 3 Orang Luka-Luka
-
Inspirasi Polisi Trenggalek, Intip Pola Makan Sehat Menurunkan Berat Badan!
-
Jadwal Gus Iqdam Oktober 2024: Samarinda, Solo, Tenggalek, Kediri, Ponorogo Hingga Lamongan
-
Bapak-Anak Pengasuh Ponpes Cabuli Santri Di Trenggalek Dituntut 10 Dan 11 Tahun Penjara
-
Drama Kocak Suami Takut Istri di Trenggalek: Uang Habis Nyawer Biduan Lapor ke Polisi
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Khofifah Siapkan Tim Khusus untuk Kawal Suara di TPS
-
Jelang Coblosan, Tri Rismaharini Dapat Pesan dari Ponpes Sunan Derajat
-
Heboh! Viral Detik-detik Penculikan Anak di Blitar: Korban Dibujuk Beli Jajan
-
KPU Jatim: EVP Ruang untuk Bertukar Pengalaman Mengenai Pemilu
-
Tidak Netral, Kades di Situbondo Divonis 3 Bulan Penjara dengan Percobaan