Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 22 September 2021 | 17:31 WIB
Korban disayat lehernya [SuaraJatim/Farian]

SuaraJatim.id - Warga di Lingkungan Babadan Kelurahan/Kecamatan Wlingi Blitar dikejutkan suara perkelahian yang terjadi pada Selasa (21/9/2021) malam. Amirul yang dibangunkan istrinya mengecek ke depan rumah dan mendapati pemuda asing merintih kesakitan bersimbah darah.

Amirul lalu berlari minta bantuan tetangganya. Karena tak ada yang bangun, dirinya berlari ke sebuah warung untuk meminta warga lain mengecek dan menolong korban. Karena warga tak ada yang berani, Amirul kembali ke jasad pemuda tersebut. Ketika itu tetangga sudah berkerumun di sana.

Kasi Humas Polres Blitar, Iptu Udiyono mengatakan begitu korban telah meninggal dunia, Amirul melapor ke polisi. Tiba di lokasi, polisi melakukan oleh TKP dan memeriksa saksi.

Dari situ terungkap, korban tersebut bernama Arhab Muhsilin. Ketika meninggal bersimbah darah, petugas menemukan ada luka sayat di lehernya. Setelah diusut, Arhab ternyata berpesta miras sebelum ditemukan tewas dengan luka sayat.

Baca Juga: Usai Ketemu Jokowi, Peternak yang Viral Bentangkan Poster di Blitar Dikirimi Jagung 20 Ton

Polisi lalu bergerak melakukan pengembangan. Polisi pun berhasil menemukan siapa saja yang ikut berpesta miras dengan Arhab sebelum akhirnya dia ditemukan tewas.

"Ada empat orang termasuk korban yang ikut berpesta miras yang dilakukan di wilayah Desa Soso, Kecamatan Gandusari," ujar Udiyono, Rabu (22/9/2021).

Selain Arhab, ada Anja, Feri dan seorang pemuda lain berinisial MZA yang tidak bisa ditemui. Kepada polisi, Anja dan Feri bercerita awal mula penyebab Arhab akhirnya tewas digorok.

Cerita di mulai ketika keempatnya pesta miras di Desa Soso, Gandusari. Setelah cukup mabuk, Arhab dan Feri pamit meninggalkan pesta untuk membeli rokok. Lama tak kembali, MZA meminta Feri untuk membawanya pulang.

Tiba di sebuah pertigaan, Arhab mengajak MZA untuk menambah miras lagi. MZA menolak dan memilih untuk pergi. Karena ditolak, Arhab disebut melemparkan kalimat yang tak diterima oleh MZA.

Baca Juga: Cuma Kota Blitar Zona Oranye di Jatim, Ini Penyebabnya

"Kemudian yang bersangkutan (MZA) meminta saksi (Feri) mengantarnya pulang ke rumahnya," ungkap Udiyono.

Setelah tiba di rumah, MZA lalu berjalan di sebuah gang menuju rumahnya. Tak lama setelahnya, Arhab dan Anja menyusul mereka dan berhenti di depan gang. MZA yang masuk rumah ternyata tidak tidur. Ia kembali ke depan gang sembari membawa pisau di tangan kirinya.

Dengan kekesalan yang masih membekas, MZA lalu mencekik Arhab dari belakang sambil menempelkan pisau ke depan lehernya. Dengan sedikit gerakan, pisau itu menyayat leher Arhab. Darah segar keluar membasahi tubuhnya.

Arhab yang menahan sakit berupaya melepaskan cekikan MZA sembari berusaha agar pisau yang melukainya terlepas. Berhasil lolos, Arhab lalu melarikan diri ke arah barat. Namun tak lama setelahnya dirinya tergelak lemas di pinggir jalan, di depan rumah pelapor, Amirul.

Udiyono mengatakan setelah kejadian itu, MZA kabur melarikan diri. Polisi melalui Satreskrim Polres Blitar berusaha mengejarnya. Kasus ini dalam penyelidikan polisi.

"Jasad korban kemudian berada di rumah duka untuk disemayamkan," ungkapnya.

Kontributor : Farian

Load More