Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 28 Oktober 2021 | 08:16 WIB
Ilustrasi berdoa (pixbay)

Di zaman sekarang ini dibutuhkan perbedaan agar jelas bagaimana bertindak dan berlaku. Tidak jarang banyak umat Islam yang terjebak pada sekulerisme dan persamaan agama hanya karena istilah toleransi. Padahal toleransi bukan berarti menyamakan semua ajaran agama, melainkan menghargai keyakinannya. Islam tidak memaksakan kehendak atas kepercayaan atau keyakinan seseorang.

4. Membangun Keoptimisan Islam

Ayat ini juga menjelaskan bahwa umat Islam tidak perlu takut dan harus optimistis dalam membangun kemenangan ketika melawan kafir. Ayat ini bisa membangun keoptimisan dan langkah umat islam dalam berjuang.

Ayat ini dalam sejarah dulu juga menjadi suatu penyemengat dan pembangun optimisme agar umat Islam tidak takut dan gentar dalam melawan kekafiran. Semuanya dilakukan agar Islam menang dan dapat memberikan rahmatan lil alamin bagi semesta alam.

Baca Juga: Surat Al Kahfi Ayat 1-10: Manfaat dan Keutamaan Selamat dari Kiamat dan Dajjal

5. Menghargai Perbedaan dan Keyakinan

Perbedaan dalam keyakinan pasti akan terjadi. Bagaimanapun dalam konteks masyarakat hari ini menghargai perlu, sehingga tidak menjadi konflik. Akan tetapi, tetap antara satu keyakinan lain dengan lainnya tidak bisa disamakan.

Surat Al Kafirun 1-6

  • (1) Qul yaa ayyuhal kaafiruun
  • (2) laa a’budu maa ta’buduun
  • (3) Walaa antum ‘aabiduuna maa a’bud
  • (4) Wa laa ana ‘aabidum maa ‘abadtum
  • (5) Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud
  • (6) Lakum diinukum waliya diin.

Artinya, “Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Tafsir

Baca Juga: Masjid Disegel Satpol PP, Ketua MUI Depok Minta Jemaat Ahmadiyah Segera Bertaubat

Ayat 1 : Qul yaa ayyuhal kaafiruun.

Load More