Ayat 4: Wa laa ana ‘aabidum maa ‘abadtum.
Artinya, “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.”
Kata ‘abadtum merupakan bentuk kata kerja masa lampau. Berbeda dengan kata ta’budun pada ayat 2 yang merupakan fi’il mudhari’.
Perbedaan maa ta’buduun dan maa ‘abadtum ini menunjukkan bahwa apa yang mereka sembah di masa kini dan esok bisa berbeda dengan apa yang mereka sembah di masa kemarin. Sedangkan untuk Allah yang diibadahi Rasulullah, digunakan kata yang sama yakni maa a’bud. Menunjukkan konsistensi ibadah dan ketaatan hanya kepada Allah.
Ayat 5: Wa laa antum ‘aabiduuna maa a’bud.
Artinya, “dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.”
Sayyid Qutb mengatakan bahwa ayat ini merupakan penegasan terhadap ayat sebelumnya agar tidak ada lagi salah sangka dan kesamaran. Supaya tidak ada lagi prasangka dan syubhat.
Sedangkan Syaikh Muhammad Abduh mengatakan, ayat 2 dan ayat 3 menjelaskan perbedaan yang disembah. Sedangkan ayat 4 dan 5 menjelaskan perbedaan cara beribadah. Tegasnya, yang disembah lain, cara menyembah juga lain.
Ayat 6: Lakum diinukum waliya diin.
Baca Juga: Surat Al Kahfi Ayat 1-10: Manfaat dan Keutamaan Selamat dari Kiamat dan Dajjal
Artinya, “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Kata diin artinya adalah agama, balasan, kepatuhan dan ketaatan. Sebagian ulama memilih makna balasan karena menurut mereka orang kafir Quraisy tidak memiliki agama.
Sedangkan yang mengartikan din sebagai agama, bukan berarti Rasulullah mengakui kebenaran agama mereka, namun mempersilakan menganut apa yang mereka yakini.
Didahulukannya kata lakum dan liya menggambarkan kekhususan karena masing-masing agama berdiri sendiri dan tidak perlu dicampuradukkan.
Ibnu Katsir mengutip Imam Bukhari bahwa lakum diinukum yakni kekafiran, sedangkan waliya diin yakni Islam. Sayyid Qutb menegaskan, “Aku di sini dan kamu di sana! Tidak ada penyeberangan, tidak ada jembatan dan tidak ada jalan kompromi antara aku dan kamu.”
Kontributor : Titi Sabanada
Tag
Berita Terkait
-
5 September Libur Apa? Bukan Cuma Tanggal Merah, Pahami Makna Maulid Nabi Muhammad SAW
-
5 September Libur Apa? Lebih dari Sekadar Tanggal Merah, Ketahui Makna Maulid Nabi Muhammad SAW
-
4 Contoh Pidato Maulid Nabi yang Singkat dan Lucu, Cocok untuk Pemula
-
Maulid Nabi 2025 Berapa Hari Lagi? Ini Jadwal dan Cara Terbaik Menyambutnya
-
Bunyi Hadis Nabi Muhammad yang Dijalani Mpok Alpa Sebelum Meninggal: Berharap Surga dari Suami
Terpopuler
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Satu Kata Misteri dari Pengacara Pratama Arhan Usai Sidang Cerai dengan Azizah Salsha
- Uya Kuya Klarifikasi Video Joget 'Dikira Rp3 Juta per Hari itu Gede'
- 15 Titik Demo di Makassar Hari Ini: Tuntut Ganti Presiden, Korupsi CSR BI, Hingga Lingkungan
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 24 Agustus: Raih Skin SG2 dan Diamond di Akhir Pekan
Pilihan
-
Here We Go! FC Utrecht Lepas Miliano Jonathans ke Timnas Indonesia
-
Danantara Pecat Immanuel Ebenezer dari Komisaris Pupuk Indonesia Usai Terjaring OTT KPK!
-
Emil Audero Debut Sensasional, Kini Siap Duel Lawan Jay Idzes di Akhir Pekan
-
Starting XI Terbaik Liga Inggris Pekan Kedua: Minus Pemain Manchester United
-
Terungkap! Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans Awalnya Beda Proyeksi di Timnas Indonesia
Terkini
-
Dorong UMKM Tumbuh Pesat, BRI Salurkan Kredit Rp1.137,84 Triliun ke Pelaku Usaha
-
Kejari Surabaya Tahan Tersangka Korupsi Aset PT KAI, Negara Rugi Rp4,77 Miliar
-
Polisi Usut Pungli Program Sertipikat Tanah Gratis di Sampang
-
Festival Kuliner Kampoeng Tempo Doeloe 2025, BRI Tawarkan Hadiah dan Lelang Gadget Eksklusif
-
IM3 Perkenalkan SATSPAM di Surabaya, Fitur Proteksi Otomatis dari Penipuan Digital