Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 28 Oktober 2021 | 08:16 WIB
Ilustrasi berdoa (pixbay)

Artinya, “Hai orang-orang kafir.”

Kata Qul yang berarti katakanlah merupakan firman Allah dan perintah-Nya agar Rasulullah menyampaikan ayat ini kepada orang-orang kafir, secara khusus kafir Quraisy sebagai jawaban atas tawaran mereka.

Kata Al Kaafiruun berasal dari kata Kafara yang berarti menutup. Disebut kafir karena hatinya tertutup, belum menerima hidayah Islam. Siapapun yang tidak menerima Islam, maka ia adalah kafir.

Ayat 2: Laa a’budu maa ta’buduun.

Baca Juga: Surat Al Kahfi Ayat 1-10: Manfaat dan Keutamaan Selamat dari Kiamat dan Dajjal

Artinya, ”Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.”

Kata a’budu merupakan bentuk kata kerja masa kini dan akan datang. Ini merupakan penegasan bahwa Rasulullah tidak akan menyembah Tuhan mereka baik di masa kini maupun masa depan

Menurut Ibnu Katsir, makna maa ta’buduun adalah berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka ada-adakan. Rasulullah tidak akan menyembah mereka dan tidak akan memenuhi ajakan orang kafir dalam sisa usianya.

Ayat 3: Walaa antum ‘aabiduuna maa a’bud.

Artinya, “Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.”

Baca Juga: Masjid Disegel Satpol PP, Ketua MUI Depok Minta Jemaat Ahmadiyah Segera Bertaubat

Ayat ini menunjukkan orang-orang kafir itu juga tidak akan menyembah Tuhan yang disembah Rasulullah di masa kini dan masa datang. Meskipun nantinya penduduk Makkah berbondong-bondong masuk Islam, namun orang-orang yang mendatangi Rasulullah untuk mengajak menyembah tuhan mereka, semuanya tidak masuk Islam bahkan mati terbunuh dalam kondisi kafir.

Load More