SuaraJatim.id - Sejarah Kabupaten Nganjuk tak bisa dilepas dari keberadaan daerah Anjuk Ladang pada zaman kerajaan Medang atau kerajaan Mataram Kuno.
Anjuk Ladang dibangun pada 937 Masehi, pasa masa jaya kerajaan Medang yang berpusat di Mataram atau kini Yogyakarta. Anjuk Ladang sendiri dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti Tanah Kemenangan.
Daerah Anjuk Ladang ini kemudian dikenal dengan nama Kabupaten Berbek. Kabupaten Berbek kali pertama dipimpin oleh Raden Tumenggung Sosrokoesoemo. Hal ini dikutip laman resmi Kabupaten Nganjuk berbekal tulisan peninggalan kepurbakalaan tulisan Drs Subandi.
Ketika Raden Tumenggung Sosrokoesoemo meninggal tahun 1760, tahta kepemimpinan diemban KRT Sosrodirdjo. Pada masa ini, tepatnya mendekati tahun 1811, Kabupaten Berbek yang wilayahnya luas pecah menjadi dua, yakni Kabupaten Berbek dan Kabupaten Godean.Namun melalui perjanjian Sepreh, wilayah ini kembali digabung dalam Kabupaten Berbek tahun 1830.
Pada tanggal 16 Juni 1831 KRT Sosrokoesoemo II ditunjuk sebagai Bupati Berbek. Penunukkan dilakukan pemerintah Belanda oleh Vann Lawick Van Pabst di Semarang. Godean sendiri kemudian menjadi salah satu distrik dalam Kabupaten Berbek.
Penamaan Kabupaten Berbek menjadi Kabupaten Nganjuk terjadi ketika RMT Sosro Hadi Koesoemo mulai memimpin pada tahun 1901, setelah pemerintah Hindia Belanda memberhentikan RM Adipati Sosrokoesoemo. Perubahan ini tercatat dalam Regeering Almanak 1852-1942.
RMT Sosro Hadi Koesoemo memimpin hingga tahun 1935, sebelum kemudian digantikan RTA Prawiro Widjojo, periode 1936-1942. Lalu, tongkat kepemimpinan berlanjut ke Raden Mochtar Praboe Mangkoenegoro yang memimpin dari tahun 1943-1947, Raden Iskandar Gondowardjojo (1947-1949) dan Raden Mas Djojokoesoemo tahun 1949-1951.
Berikut ini daftar lengkap pimpinan Kabupatenn Nganjuk, yang dikutip dari laman resmi Kabupaten Nganjuk.
- 1901 - 1935 : RMT Sosro Hadi Koesoemo
- 1936 - 1952 : R.T.A. Prawiro Widjojo
- 1943 - 1947 : R. Mochtar Praboe Maangkoenegoro
- 1947 - 1949 : R. Iskandar Gondowardjojo
- 1949 - 1951 : R.M. Djojokoesoemo
- 1951 - 1955 : K.I Soeroso Atmohadiredjo
- 1955 - 1958 : M. Abdoel Sjukur Djojodiprodjo
- 1958 - 1960 : M. Poegoeh Tjokrosoemarto
- 1960 - 1968 : Soendoro Hardjoamodjojo, SH
- 1968 - 1943 : Soeprapto,BA
- 1973 - 1978 : Soeprapto,BA
- 1978 - 1983 : Drs. Soemari
- 1983 - 1988 : Drs. Ibnu Salam
- 1988 - 1993 : Drs. Ibnu Salam
- 1933 - 1998 : Drs. Soetrisno R
- 1998 - 2003 : Drs. Soetrisno R, M.Si
- 2003 - 2008 : Ir. Siti Nurhayati, MM
- 2008 - 2013 : Drs. H. Taufiqurrahman
- 2013 - 2017 : Drs. H. Taufiqurrahman, MKP
- 2017 - 2018 : KH. Abdul Wachid Badrus, MPdI
- 2018 - 2018 : Drs. H. Soedjono, MM
- 2018 - 2021 : Novi Rahman Hidayat S.Sos., M.M (Ditangkap KPK)
- 2021 - sekarang : DR. H. Marhaen Djumadi, S.E.,S.H.,M.H.,MBA. (Pengganti/wakil sebelumnya).
Topografi Kabupaten Nganjuk
Baca Juga: Mensos Risma Soroti Molornya Penyaluran 7.000 Kartu Bansos di Nganjuk
Kabupaten Nganjuk memiliki luas 122.433 kilometer persegi atau setara 122.433 hektar, yang terbagi dalam 20 kecamatan, 20 kelurahan dan 264 desa. Lahan itu terdiri dari sawah seluas 43.052 hektar, tanah kering 32.373 hektar dan tanah hutan 47.007 hektar.
Kabupaten Nganjuk terletar di dataran rendah dan area pegunungan. tanahnya cukup subur hingga lahannya banyak digunakan untuk menanam tanaman pangan maupun berkebunan. Nganjuk didukung pengairan dari Sungai Widas dan Sungai Brantas.
Bawang merah menjadi salah satu andalan Nganjuk. Kementerian Pertanian bahkan menjadikan Nganjuk sebagai daerah penghasil bawang merah, bersama dengan Brebes, Bima dan Solok. Petani bawang merah banyak dijumpai di kecamatan Rejoso, Gondang, Bagor dan Wilangan.
Penduduk Kabupaten Nganjuk
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik Kabupaten Nganjuk tahun 2019, jumlah penduduk Nganjuk mencapai 1.054.611 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan 35.593 jiwa dibanding total jumlah penduduk tahun 2010, sebanyak 1.019.018.
Kecamatan Tanjunganom menjadi wilayah terpadat dengan total jumlah penduduk 114.220 jiwa. Lalu diikuti kecamatan Ngronggot dengan 79.378 jiwa dan kecamatan Loceret dengan 70.551 jiwa.
Tag
Berita Terkait
- 
            
              Terdampak Kemarau, Waduk Perning Nganjuk Mengering
- 
            
              Pantas Harganya Mahal, Perkedel Isinya Dicampur 100 Pil Narkoba
- 
            
              Sejarah Motor Honda CB, Punya Komunitas Loyal yang Sempat Bikin Geger Nganjuk
- 
            
              Potret Irenne Ghea, Pedangdut Viral Karena Insiden Pengeroyokan Mobil di Nganjuk
- 
            
              Berapa Harga Motor CB? Acara Komunitasnya di Nganjuk Bikin Rugi Mini Market hingga Rusak Mobil Artis
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
- 
            
              Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
- 
            
              4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
- 
            
              Pulau Jawa Tenggelam? Ini Penyebabnya
- 
            
              7 Fakta Menarik Tentang Suku Osing: Pewaris Kerajaan Belambangan di Ujung Timur Jawa
- 
            
              Jawa Timur Jadi Kunci Pertumbuhan Indosat: Tambah 500 BTS 4G dalam 3 Bulan!
- 
            
              DANA Kaget Spesial Rp 325 Ribu untuk Pengguna Setia: Traktir Kopi Hari Ini
- 
            
              Saat Mulut Dibungkam, Tubuh Bicara: 4 Makna dan Hikmah Surat Yasin Ayat 65