SuaraJatim.id - Kasus kekerasan guru terhadap muridnya, atau sebaliknya, di Kabupaten Sampang Madura Jawa Timur memang menjadi perhatian pemerintah setempat akhir-akhir ini.
Misalnya di SMP Negeri 1 Camplong. Itu merupakan kali ketiga dalam kurun waktu 2018 hingga 2021. Kasus pertama, menimpa seorang guru bernama Ahmad Budi Cahyono, yakni seorang guru honorer di SMA Negeri Torjun Sampang yang dipukul oleh muridnya sendiri hingga meninggal.
Kedua, menimpa guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDN Gunung Sekar 1 Kecamatan Kota Sampang. Sang guru diproses hukum gara-gara menjewer telinga siswanya.
Ketiga, di SMP Negeri 1 Camplong Sampang. Guru memukul siswa dengan kayu balok hingga menyebabkan korbannya mengalami luka memar.
Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang, Jawa Timur melakukan mediasi kasus dugaan kekerasan yang dilakukan oleh salah seorang guru di SMP Negeri 1 Camplong terhadap muridnya dan kasus itu dilaporkan ke aparat kepolisian setempat.
Menurut Kepala Disdik Pemkab Sampang Edi Subianto di Sampang, Minggu, kasus dugaan kekerasan itu terjadi pada September 2021 saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
"Siswa yang menjadi korban kekerasan melaporkan kejadian tersebut pada orang tuanya, dan orang tua siswa langsung melaporkannya ke Mapolres Sampang," katanya, seperti dikutip dari ANTARA, Minggu (09/01/2022).
Dinas Pendidikan Sampang, sambung dia, berupaya melakukan medianya dan mendamaikan kedua belah pihak.
"Pada Sabtu (8/1/2022) telah tercapai kesepakatan damai antara guru dengan orang tua siswa, dan kami berharap kasus ini tidak terulang lagi, karena ini menyangkut citra baik lembaga pendidikan," kata Edi.
Baca Juga: Pemkab Sampang Madura Janji Bakal Bangun Rumah Eks Pengungsi Syiah di Kampungnya
Hasil penyidikan Polres Sampang terhadap para pihak menyebutkan, bahwa dugaan kasus kekerasan di dunia pendidikan yang terjadi di SMP Negeri 1 Camplong Sampang itu memang berlangsung saat kegiatan belajar mengajar pada 9 September 2021.
Penyebabnya, karena para siswa membuat kegaduhan di dalam kelas. Sebanyak 10 orang siswa dipukul oleh guru berinisial W dan dijemur di terik sinar matahari di lapangan sekolah itu.
Menurut Kadisdik Edi Subianto, sebenarnya, maksud guru itu baik, yakni hendak membina siswa didik disiplin dan beretika. Hanya saja, cara-cara kekerasan fisik seperti yang dilakukan kepada 10 orang siswa di SMP Negeri 1 Camplong Sampang tersebut tidak dibenarkan di era saat ini.
"Kami juga tidak bisa menyalahkan para orang tua siswa yang melaporkan kasus ini ke polisi, karena mereka tentu juga telah memahami pola penerapan pendidikan yang benar dan mereka juga memahami mendidik dengan cara-cara kekerasan merupakan bentuk tindakan terlarang," katanya.
Oleh karena itu, sambung Edi, pihaknya berupaya melakukan mediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak secara kekeluargaan.
Kadisdik Sampang lebih lanjut menjelaskan, ada dua poin kesepakatan damai saat mediasi dilakukan yang dihadiri oleh perwakilan orang tua siswa yang menjadi korban, oknum guru, Dinas Pendidikan Sampang, Perwakilan PGRI dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMP Negeri 1 Camplong, Sampang itu.
Pertama, Disdik Sampang diminta membuat kebijakan yang berupaya mencegah agar kasus serupa tidak terulang lagi.
"Kedua, perwakilan orang tua korban kekerasan itu meminta agar Disdik Sampang menjamin kepada para korban kekerasan agar tidak diperlakukan secara diskriminatif di sekolah, sehingga mereka bisa tenang belajar dan persyaratan itu kami sanggupi," kata Edi menjelaskan.
Berita Terkait
-
Pemkab Sampang Madura Janji Bakal Bangun Rumah Eks Pengungsi Syiah di Kampungnya
-
Pencuri Motor Ambruk Didor Polisi
-
Cemburu Buta, Pemuda Sampang Bacok Mantan Istri
-
Berita Ulama vs Serbuan Waria Seksi di Ketapang dan Viral Panggung Konser Ambruk di Kediri
-
Ulama Ketapang Sampang Terusik Kemunculan Para Waria Seksi 'Gentayangan' di Jalanan
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
DPRD Jatim Singgung Dana Bagi Hasil Cukai: Provinsi Ini Penyumbang Terbesar
-
DPRD Jatim Minta Rencana Penghapusan Pajak Alat Berat Dikaji Ulang
-
Kado Hari Jadi Jatim ke-80, Gubernur Khofifah Bebaskan Masyarakat dari Pajak Daerah
-
6 Link DANA Kaget Aktif! Amankan Saldo Gratismu Sekarang Juga
-
Update Ponpes Al Khoziny Sidoarjo: 7 Orang Masih Terjebak di Reruntuhan Bangunan