Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 25 Januari 2022 | 16:04 WIB
Wayang potehi di Klenteng Tri Dharma Hong Tik Hian Surabaya.[SuaraJatim/Dimas Angga]

SuaraJatim.id - Pagelaran wayang potehi yang digelar di Klenteng Tri Dharma Hong Tik Hian cukup memukau para umat yang hadir untuk bersembahyang.

Pagelaran wayang potehi di Klenteng ini menjadi satu-satunya lakon yang di gelar tiap harinya. Seperti yang dikatakan Eddy Sutrisno, selaku dalang wayang potehi.

"Sebelum pandemi, pagelaran wayang potehi di Klenteng ini bisa sehari 3 kali sesi. Namun karena anjuran dari pemerintah, jadi dibatasi sehari satu kali. Jadi tidak hanya menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, pasti ada pagelaran wayang potehi," ujar Eddy, Selasa (25/1/2022).

Sedangkan untuk lakon cerita hari ini memberikan kisah perebutan kota di Negeri Cina. Dalam cerita tersebut, dalang memasukan pesan pada pengunjung.

Baca Juga: Waspadai Kebangkitan PSS, Persebaya Surabaya Evaluasi Lini Pertahanan

"Kami selaku pewayang potehi, memberikan pesan jika wayang ini bukan hanya sebagai tontonan, tapi juga tuntunan pada umat, yakni pada akhirnya yang berbuat baik akan mendapatkan kemenangan," kata Eddy.

Selain itu, Eddy menjelaskan jika wayang potehi di Klenteng Tri Dharma Hong Tik Hian ini sudah ada sejak lama. Dia hanya menceritakan secara singkat, jika dia hanya meneruskan wayang potehi dari senior-seniornya.

"Sudah sejak lama, sekitar tahun 1960an potehi sudah ada, itupun dari senior-senior saya," katanya.

Meski wayang potehi ini diusung dari kebudayaan Cina, namun bahasa yang dipakai dalam pagelaran wayang menggunakan bahasa Indonesia.

"Gunakan bahasa Indonesia, cuma untuk suluk-suluk tertentu menggunakan bahasa Cina," katanya.

Baca Juga: Belasan Bocah di Satu RW Kota Surabaya Terserang Demam Berdarah

Tak hanya itu, hanya di Klenteng Tri Dharma Hong Tik Hian Surabaya ini, wayang potehi selalu digelar, sedangkan di klenteng lainnya, hanya digelar di hari besar atau bulan-bulan tertentu saja.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More