Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 04 Maret 2022 | 06:30 WIB
Fenomena erupsi Semeru terekam kamera pengawas atau CCTV milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang di area bukit padat, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo. [Timesindonesia.co.id]

SuaraJatim.id - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menyatakan letusan Gunung Semeru terjadi hampir setiap hari. Status gunung api tertinggi di Pulau Jawa tersebut masih pada Level III atau Siaga.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api wilayah Barat, PVMBG Kementerian ESDM Nia Khaerani mengatakan erupsi Gunung Semeru terjadi setiap hari. Bahkan pada Selasa (1/3/2022) tercatat sebanyak 40 kali dan pada Rabu (2/3/2022) tercatat sebanyak 32 kali.

Sementara, berdasarkan laporan petugas pos pengamatan Gunung Semeru di Gunung Sawur pada periode Kamis pukul 00.00 hingga 06.00 WIB terekam letusan sebanyak 16 kali, dengan amplitudo 10-21 MM selama 55-95 detik.

Kemudian gempa embusan sebanyak dua kali, dengan amplitudo 3-6 MM selama 22-33 detik, gempa tremor harmonik sebanyak satu kali dan tektonik jauh sebanyak tiga kali.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi Lagi Sore Ini, Warga Dilarang Beraktivitas di Radius 5 Kilometer Dari Puncak Kawah

"Secara visual Gunung Semeru terlihat jelas. Teramati letusan asap warna putih kelabu setinggi 300 - 500 meter diatas kawah," katanya mengutip dari Antara, Kamis (3/3/2022).

Pada Kamis periode 06.00 - 12.00 WIB tercatat gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl atau tertinggi di Pulau Jawa itu kembali mengalami letusan sebanyak tujuh kali dengan amplitudo 10-20 MM dengan lama gempa 45-125 detik, serta terekam satu kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 15 MM dan lama gempa 2.820 detik.

Hasil pengamatan enam jam berikutnya pada pukul 12.00-18.00 WIB juga tercatat Gunung Semeru mengalami empat kali letusan, dengan amplitudo 10-20 MM dan lama gempa 65-105 detik.

Nia mengatakan PVMBG merekomendasikan agar warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 KM dari puncak (pusat letusan).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 KM dari puncak.

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru, Awan Panas Guguran Mengarah Tenggara Sejauh 4 Kilometer

"Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 KM dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Load More