Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 18 Maret 2022 | 10:15 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian Deltacron. (Cottonbro dari Pexels)

SuaraJatim.id - Setelah Covid-19 Varian Delta, kemudian muncul Varian Omicron, terbaru Varian Deltacron. Varian ini merupakan penggabungan antara Varian Delta dan Omicron.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina. Untungnya sejauh ini belum ada temuan kasus infeksi varian tersebut di Kota Surabaya.

Ia menjelaskan, meski belum ditemukan kasus Deltacron, pihaknya tidak tinggal diam dengan menyiapkan berbagai strategi.

"Yang pasti, kami melakukan optimalisasi penguatan upaya 3T (tracing, testing dan treatment), operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) di tempat keramaian yang menjadi konsentrasi masyarakat oleh seluruh Satgas COVID-19 di wilayah," kata Nanik.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Sebut Varian Deltacron Belum Ditemukan di Surabaya

Nanik juga menjelaskan strategi lainnya untuk mengantisipasi Deltacron, yaitu mempersiapkan RS rujukan COVID-19 untuk memfasilitasi kasus-kasus kondisi sedang hingga berat.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya mengoptimalkan pelaksanaan vaksinasi primer COVID-19 dan dilanjutkan dengan booster di Kota Surabaya.

Saat ditanya langkah ketika kasus Deltacron ditemukan di Surabaya? Nanik menegaskan, pada prinsipnya penanganan kasus COVID-19 dari sekian banyak varian itu sama dengan penerapan 3T, prokes hingga vaksinasi.

"Saat ini, Kementerian Kesehatan masih melakukan pemantauan terhadap perkembangan varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara Eropa. Selain itu, juga mengupdate secara rutin data perkembangan dari WHO," ujarnya.

Meskipun kasus Deltacron belum ditemukan di Surabaya dan masih dalam penelitian oleh World Health Organization (WHO), Nanik mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan varian Deltarcron.

Baca Juga: Dua Pekan Terakhir Ini Kasus Omicron Sudah Mulai Turun di Surabaya, Ini Datanya

"Varian Deltacron masih dalam penelitian dan pemantauan oleh WHO, termasuk gejalanya. Namun, beberapa gejala yang perlu diperhatikan yaitu suhu tinggi, batuk terus menerus, kehilangan indera penciuman dan perasa, sakit kepala, serta sesak napas," katanya. ANTARA

Load More