Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 20 Maret 2022 | 16:12 WIB
Nasi jagung Sendi lengkap dengan sayur selada air, lauk, dan sambal terasi yang pedas.[SuaraJatim/Zen Arifin].

SuaraJatim.id - Mojokerto tak hanya kaya akan wisata sejarah. Selain jejak-jejak peninggalan kerajaan Majapahit, di daerah ini juga kaya akan wisata alam serta berbagai macam kuliner. Salah satunya, nasi jagung khas Sendi.

Sendi terletak di lereng Gunung Welirang, masuk wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) R Soerjo. Hawa sejuk, pemandangan alam yang indah, serta pusat kuliner nasi jagung, menjadikan Sendi sebagai tempat jujukan untuk liburan.

Di tempat ini, ada 49 petak warung yang berjajar rapi di kiri dan kanan jalan. Disebut pusat kuliner nasi jagung, lantaran seluruh warung menyediakan makanan khas nasi jagung. Namun ada juga menu-menu lain yang disajikan, seperti soto ayam, nasi lodeh, serta sayur bening.

Salah seorang pengunjung Ika Cristina mengungkapkan, sudah berkali-kali datang ke Sendi untuk menikmati nasi jagung. Menurut Cristina, nasi jagung yang disajikan di warung-warung Sendi ini sangat lezat dan berbeda dengan nasi jagung lainnya.

Baca Juga: Pengumuman! Warga Jatim Harus Tahu, Mulai Besok Tarif Jalan Tol Gempol-Pandaan dan Surabaya-Mojokerto Naik

"Beda, kalau ini menurut saya lebih enak, empuk. Apalagi sambalnya pedas, lengkap dengan lauk ikan asin, tempe tahu, serta telur dadar dan lalapannya, jadi nikmat sekali cocok untuk sarapan atau makan siang," kata Cristina, Minggu (20/3/2022).

Wanita asal Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto ini menuturkan, biasanya dia datang ke Sendi bersama sang suami serta keluarga besar. Selain menikmati kuliner nasi jagung, ia juga bisa merasakan hawa sejuk di lereng gunung Welirang ini.

"Harga nasi jagungnya juga cukup murah, jadi kalau ke sini sama keluarga besar ringan di kantong, tutur wanita yang berusia 38 tahun ini.

Sementara itu, salah seorang pemilik warung Katri mengungkapkan, dirinya sudah 19 tahun berjualan nasi jagung di wilayah tersebut. Wanita paruh baya berusia 54 tahun ini menuturkan, awalnya ia menggendong makanan nasi jagung dan menjualnya keliling di wilayah Sendi.

"Awalnya saya bawa dari rumah, pas di sini (Sendi) bertemu sama Pak Camat Pacet. Ditanya jualan apa, saya jawab nasi jagung. Terus dia mencicipi katanya enak, dari itu kemudian saya diperbolehkan buka lapak di sini," kata wanita yang akrab disapa Mak Katri ini.

Baca Juga: Kecelakaan Tragis Pemuda Jombang di Mojokerto, Motor dan Tubuhnya Sampai Masuk Kolong Truk Gandeng

Mak Karti menuturkan, harga seporsi nasi jagung di warungnya hanya Rp10 ribu. Harga itu sudah termasuk sambel terasi serta lauk tempe, tahu, dan telur. Untuk sayurnya, para pengunjung bisa memilih, menggunakan selada air, daun pakis, atau terung.

"Lauknya juga ada ikan mujair, kalau pesan ikan mujair harganya berbeda, tergantung jumlah ikannya," tutur Mak Katri.

Selain harga yang ringan di kantong, kata Mak Katri, nasi jagung Sendi memang memiliki cita rasa tersendiri. Lantaran makanan yang dihidangkan memang baru dimasak. Selain itu, proses memasak nasi jagung juga masih menggunakan tungku serta kayu bakar.

"Ya memang menggunakan tungku, jadi nasinya bisa lebih empuk dan matangnya merata. Disajikan masih panas, karena kalau ada pengunjung datang baru dibuatkan," ucap Mak Katri.

Pusat kuliner nasi jagung Sendi ini berada di Jalan raya Mojokerto-Batu sekitar 5 kilometer dari pusat Kecamatan Pacet. Untuk mencapai ke sana, pengunjung harus melintasi tanjakan yang curam. Pusat kuliner nasi jagung Sendi buka sejak pukul 07.00-19.00 WIB.

Kontributor: Zen Arifin

Load More