Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 11 Mei 2022 | 12:17 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. [Foto: ANTARA]

SuaraJatim.id - Beredar pesan berantai di aplikasi percakapan daring tentang bahaya makan daging olahan sapi dari Jawa Timur. Buntut merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Merespons itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan kabar tersebut hoaks alias informasi bohong.

“Kabar meresahkan itu beredar terkait munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jatim. Sangat berbahaya bagi yang suka mencari referensi dan mudah percaya pada Universitas Broadcast WhatsApp,” kata Eri melalui akun instagram pribadinya, @ericahyadi_ seperti dikutip dari Beritajatim.com, Rabu,(11/5/2022).

Wali Kota Eri menilai, kabar hoaks tersebut merugikan pelaku UMKM apalagi yang menggunakan bahan dasar daging sapi. Padahal PMK tidak menular ke manusia.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Pasuruan Sedang Tangani Laporan Kasus Penyakit Mulut dan Kuku Hewan

“Sangat merugikan para pelaku usaha: pedagang bakso, soto daging, dan sebagainya. Yang sebagian besar diantaranya adalah pelaku usaha kecil,” kata Eri.

“Padahal jelas bahwa penyakit hewan ini tidak menular ke manusia alias bukan zoonosis,” tambahnya.

Eri menjelaskan saat ini Pemkot Surabaya juga memperketat pengecekan dokumen surat dan kesehatan hewan ternak yang datang ke Surabaya.

Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya pun rutin melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh kandang dan mobil pengangkut hewan untuk meningkatkan biosafety & biosecurity.

“RPH Surabaya sendiri telah diuji sampel PMK oleh Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) dengan mengambil 61 sampel serum ternak potong. Hasilnya: semua sampel negatif,” katanya.

Baca Juga: Panik Wabah Penyakit Mulut dan Kaki Melanda, Peternak Sapi di Mojokerto Jual Rugi Sapi Hingga Rp7 Juta

RPH Surabaya juga memastikan tidak menerima hewan ternak dari 4 wilayah terjangkit PMK untuk dipotong di RPH.

“Jadi tidak usah khawatir. Makan daging sapi dan kambing aman. Juga pasti tambah terasa enak kalau ditraktir,” katanya.

Load More