SuaraJatim.id - Dua pelaku pembunuhan terhadap penjahit Hindu di Udaipur India akhirnya dibekuk kepolisian setempat. Kasus pembunuhan ini sebelumnya memicu ketegangan antara mayoritas Hindu dan minoritas Muslim.
Ketegangan tersebut terus meluas ke sejumlah daerah. Pemerintah setempat bahkan sampai memblokir akses internet untuk meminimalisir sebarang informasi berbau provokasi oleh orang-orang tak bertanggungjawab.
India memang mencekam dalam beberapa waktu belakangan ini. Dipicu politisi India yang menghina Nabi Muhammad. Lalu dampak dari persoalan tersebut meluas. Ummat Islam India menggelar demonstrasi besar-besaran.
Lalu terjadilan insiden pembunuhan tukang penjahit Hindu oleh kelompok muslim. Penjahit itu mendukung politisi yang menghina Nabi lewat media sosialnya. Dua pria dari Rajasthan marah lalu membunuh si penjahi dan mengunggahnya ke media sosial.
Tiga pejabat kepolisian senior pada Sabtu mengatakan kedua pria di negara bagian Rajasthan itu merencanakan pembunuhan tersebut pekan lalu di toko korban di Udaipur, salah satu destinasi wisata populer di India.
"Kami sekarang menangkap dua dalang dan sebelumnya kami telah menangkap dua pria yang melakukan kejahatan mengerikan itu," kata Prafulla Kumar, pejabat polisi senior di Udaipur.
Kumar mengatakan layanan internet secara bertahap sedang dipulihkan dan aparat keamanan terus bersikap waspada.
Pembunuhan terhadap penjahit Hindu itu dilakukan oleh dua warga minoritas yang kini berada di tahanan. Mereka merekam aksi pembunuhan itu lalu mengunggahnya secara daring.
Para pelaku mengatakan perbuatan itu dilakukan sebagai reaksi atas dukungan korban pada pernyataan politisi yang menghina Nabi Muhammad.
Baca Juga: Konflik Agama Di India Kian Memanas Setelah Pria Hindu Dibunuh
Sang korban, Kanhaiya Lal Teli, diduga telah memuat unggahan di media sosial yang mendukung mantan juru bicara partai Perdana Menteri Narendra Modi yang mengeluarkan komentar anti Islam pada Mei.
Pada Jumat majelis hakim Mahkamah Agung India menyatakan bahwa mantan juru bicara itu, Nupur Sharma, harus meminta maaf kepada seluruh bangsa karena pernyataannya telah memicu ketegangan antarumat beragama dan mengganggu hubungan diplomatik.
Sedikitnya dua demonstran tewas akibat tembakan polisi di India selama protes-protes menentang pernyataan Sharma.
Di Afghanistan, kelompok ISIS bulan lalu mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah kuil Sikh yang menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai tujuh lainnya, sebagai respons atas penghinaan pada Nabi Muhammad di India.
Polisi New Delhi menangkap jurnalis Mohammed Zubair yang telah membantu menarik perhatian publik pada pernyataan Sharma lewat situs cek fakta Alt News dan media sosial.
Zubair adalah kritikus yang vokal terhadap pemerintahan Modi.
Badan Investigasi Nasional (NIA), lembaga anti terorisme terkemuka India, mengatakan mereka sedang menyelidiki pembunuhan penjahit Rajasthan.
Seorang pejabat senior NIA di New Delhi mengatakan mereka memeriksa sejumlah warga minoritas yang terkait dengan keempat tersangka di Udaipur untuk mengetahui apakah mereka memiliki hubungan dengan jaringan militan.
Komunitas Muslim yang berada sekitar 3 km dari toko tempat korban dibunuh mengatakan mereka merasa cemas dan khawatir dengan boikot sosial dan ekonomi oleh komunitas Hindu di Udaipur.
"Saya tahu apa yang telah terjadi adalah tindakan barbar, tetapi komunitas ini seharusnya tidak bertanggung jawab atas perbuatan dua orang itu," kata Mohammad Farukh, agen farmasi yang tinggal di sebuah kawasan yang didominasi warga Muslim di kota itu.
Dewan Hukum Pribadi Muslim Seluruh India menyebut peristiwa itu "sangat terkutuk" dan menegaskan bahwa perbuatan tersangka melanggar hukum India dan juga syariat Islam. ANTARA
Berita Terkait
-
Konflik Agama Di India Kian Memanas Setelah Pria Hindu Dibunuh
-
Nama Candi Asu di Magelang Menuai Kontroversi, Begini Penjelasannya
-
Kebakaran Saat Galungan di Mengwi, Mobil Pajero di Dalam Garase Hangus
-
Umat Islam dan Hindu di India Berpotensi Dibenturkan Gara-gara 'Mulutnya' Politikus
-
Rayakan Galungan Dengan Keluarga yang Berbeda Agama, Astawa Pilih Masak Hidangan Non Babi
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
UMKM Mojokerto Produksi Sepatu Olahraga Berkualitas, Ditawari Gubernur Khofifah Ikut Misi Dagang
-
Bersinergi dengan Imigrasi & Pemasyarakatan, BRI Kuatkan SDM Warga Binaan Nusakambangan
-
Malut United Ingin Rebut Tiga Poin di Kediri
-
Blitar Jadi Sasaran? Modus Galang Donasi Ilegal WNA Pakistan Terulang Lagi, Berujung Deportasi
-
Gubernur Khofifah Dikunjungi 14 Dubes RI: Perkuat Diplomasi Ekonomi, Program Gerbang Baru Nusantara