Scroll untuk membaca artikel
Fabiola Febrinastri | M. Reza Sulaiman
Jum'at, 03 Februari 2023 | 19:55 WIB
Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto. (Dok: BRI)

SuaraJatim.id - Implementasi tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG) menjadi komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, hal ini dilakukan guna menjaga bisnis yang sehat dan berkelanjutan. Arah dan strategi yang jelas dalam penguatan penerapan GCG selalu diterapkan sebagai bagian dari value untuk seluruh stakeholders.

Dalam acara Peluncuran Roadmap Pasar Modal Indonesia 2023-2027 dan Apresiasi Hasil Penilaian ACGS Tahun 2021 di Main Hall Bursa Efek Indonesia (31/1/2023), Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa yang terpenting bagi perusahaan publik seperti BRI dalam penguatan penerapan GCG harus dimulai dari top management.

“Tentunya dengan komitmen dan visi yang kuat dari pucuk pimpinan perusahaan. Strong commitment, strong vision dari CEO itu sangat penting. Dalam konteks BRI, kami melihat Pak Sunarso (Direktur Utama BRI) itu kalau punya visi luar biasa. Komitmennya adalah tumbuh dan tangguh, jadi harus sustain. Tidak akan pernah kita bisa sustain kalau kita tidak didukung dengan governance yang baik,” ujarnya.

Selanjutnya, nilai-nilai tata kelola perusahaan yang baik tersebut diinternalisasikan di tubuh organisasi perseroan secara menyeluruh. Penguatan prinsip governance menurutnya tidak akan pernah datang dari bawah, melainkan dari manajemen tertinggi dalam sebuah perusahaan.

Baca Juga: Tak Jadi Luntang-luntung, Singo Edan Sementara Bisa Berkandang di Stadion PTIK Jakarta

Untuk merealisasikan hal itu, setidaknya ada tiga hal dominan yang perlu direalisasikan oleh perseroan. Pertama, peran dari jajaran direksi. Aspek kedua adalah transparansi, dan yang ketiga adalah bagaimana perseroan menghargai seluruh stakeholders melalui value yang diberikan perusahaan.

Agar perseroan selalu mampu memberikan value bagi stakeholders-nya, Solichin menegaskan ada tiga prinsip utama yang perlu diorkestrasikan. Pertama adalah koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Kedua adalah menjaga komunikasi yang baik, sedangkan yang ketiga adalah kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan.

Regulator, lanjutnya, bisa memberikan dukungan dari sisi kebijakan yang mendukung industri atau kebijakan yang mendukung bursa sehingga bisa lebih bergairah. Dari sisi pemerintah, bisa menghadirkan insentif yang turut mempercepat penguatan GCG di Tanah Air.

Di sisi lain, Solichin pun berharap penerapan GCG yang kuat tak hanya dilakukan di industri perbankan saja. Berbagai macam sektor industri melantai di Bursa Efek Indonesia harus menerapkan GCG dengan tepat.

Seperti diketahui, BRI berhasil meraih peringkat bergengsi dari Asean Corporate Governance Scored Card atau ACGS untuk perusahaan tercatat dengan memuncaki Top 3 Public Limited Company (PLCs) di Indonesia.

Baca Juga: Sentuh Rekor Persib Bandung, PSM Makassar Kontrak Panjang Bernardo Tavares: Terimakasih dan Mohon Dukungan

Selain itu, BRI juga meraih penghargaan di kategori ASEAN Asset Class PLCs.

Prestasi yang membanggakan tersebut menjadi bentuk pencapaian dan hasil dari komitmen perseroan untuk terus meningkatkan kualitas penerapan GCG. Hal ini juga tak terlepas dari peran dan kontribusi Insan BRILian atau pekerja BRI di seluruh Tanah Air.

Load More