SuaraJatim.id - Enam tahun penantian perempuan berinisial SE tidak ada artinya. Kasus penipuan yang menimpa dirinya, terkesan jalan di tempat. Tidak ada satupun terlapor yang dilakukan penahanan. Padahal, dua orang terlapor itu telah menjadi tersangka.
Laporan itu terkait dugaan penipuan dan penggelapan. Sejak November 2016 lalu dilaporkan ke Polda Jatim. Ada tiga orang yang dilaporkan. Dua orang diantaranya adalah warga negara Australia. Sisanya warga negara Indonesia.
Mereka dilaporkan dengan dua laporan polisi (LP) berbeda. Pertama terlapor berinisial DTJ (warga negara Australia) dan CS warga Negara Indonesia (WNI) LPB/1377/2016/UM/SPKT/Polda Jatim.
Laporan berikutnya dengan LP nomor LPB/1502/XII/2016/UM/Polda Jatim yang diberikan pada 19 Desember 2016. Terlapornya adalah DTJ dan DR (warga negara Australia. Saat ini DTJ dan CS sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Bahkan, mereka sudah masuk dalam daftar Red Notice yang dikeluarkan oleh Interpol. Red Notice adalah permintaan negara anggota Interpol kepada penegak hukum di seluruh dunia.
Itu dilakukan untuk mencari dan menangkap sementara seseorang yang menunggu ekstradisi, penyerahan, atau tindakan hukum serupa. Masa berlaku surat tersebut selama empat tahun dan itu bisa diperpanjang.
Red Notice kedua tersangka itu dikeluarkan pada Februari 2019 lalu. Artinya, bulan ini, Red Notice itu akan kadaluarsa. Namun, hingga kini, kedua tersangka itu tidak tidak diamankan polisi.
"Mereka juga sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) loh. Di Red Notice itu padahal sudah lengkap dengan alamat tersangka. Ada dua alamatnya, semua sudah dituliskan. Tapi, kenapa belum diamankan," kata SE saat ditemui Suara.com.
SE menceritakan, awal mula kejadiannya 2014 lalu. Ketika itu, dirinya baru saja mendirikan perusahaan. Bergerak di bidang ekspor barang-barang usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Jatim.
Baca Juga: Tilap Duit Nasabah Rp6,79 Miliar, Eks Karyawati Bank CIMB Niaga Pekanbaru Ditangkap
"Ya, tergantung pada kebutuhan di negara tersebut. Tapi, rata-rata yang saya impor itu, indomie, sabun dan peralatan lainnya. Tidak yang besar-besar. Karena, perusahaan ini juga masih kecil," terangnya.
Perkenalan dirinya dengan tersangka DTJ sebenarnya ketika SE masih bekerja di salah satu perusahaan di Jawa Timur. Lama mereka tidak komunikasi, sampai SE memutuskan keluar dari pekerjaannya dan membuka perusahaan baru.
Tiba-tiba, DTJ menghubungi SE. Panjang komunikasi yang mereka lakukan. Pelaku asal Australia itu pun memberikan penawaran yang sangat menggiurkan. Ia ingin membeli barang-barang yang dijual SE dengan jumlah besar.
Awalnya SE tidak percaya dengan pelaku tersebut. Namun, DTJ terus merayu SE. Yakni dengan mengatakan bahwa, pelaku sebenarnya sudah memiliki partner di Indonesia untuk men-support kebutuhannya di Australia.
Hanya saja, partner bisnisnya itu terbilang lambat. Sehingga, ia ingin mencari orang lain lagi. Warga Australia itu bahkan menyebut jika perusahaannya sudah besar. Ia adalah importir dari negara Kangguru.
Bahkan, ia memiliki banyak perusahaan di Indonesia. Perusahaan itu, mengatasnamakan CS. Harga yang ditawarkan pelaku tersebut sangat menggiurkan.
Berita Terkait
-
Tipu-tipu Arisan Online 'Putri Si Cwexmanja': Modal Wajah Cantik, Kelabui Ratusan Emak-emak Rp 30 Miliar
-
Dua Pemilik Akun Arisan Online Putri Si Cwexmanja Ditangkap, ASN hingga Polisi Jadi Korban
-
Mau Pergi Umroh Seperti Hengky Kurniawan dan Sonya Fatmala? Waspada Scam yang Mengintai Saat Umroh! Ini Lokasi Scam dan Tips Menghindarinya
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Dukung MotoGP Mandalika 2025, BRI: Ciptakan Peluang Ekonomi di Wilayah Sekitarnya
-
Dorong UMKM, BRI: Pemberdayaan yang Konsisten Jadi Bekal bagi Pelaku Usaha untuk Berkembang
-
Inovasi Pemuda Lumajang Ubah Limbah Makan Bergizi Gratis Jadi Produk Ramah Lingkungan
-
Prabowo Pantau Kasus Ambruknya Ponpes Al Khoziny: 36 Meninggal dan 27 Santri Masih Terjebak
-
DVI Jatim Ungkap Identitas 3 Korban Ponpes Al Khoziny: Ini Datanya!