Saat ditanya apakah berkeinginan menemui Presiden RI Joko Widodo, dia tak berharap sampai ke sana.
"Saya enggak membayangkan ketemu Jokowi, banyak pintu yang harus dilewati. Yang penting misi saya sampai ke Senayan, pengen ke Monas. Selain itu enggak hubungi PSSI maupun pihak Istana," katanya.
Sebenarnya, Midun sudah punya rencana bersepeda menuju Jakarta sejak meletusnya Tragedi Kanjuruhan. Akan tetapi diundur karena persiapan. Terlebih lagi Midun ini seorang ASN di Dinas Pariwisata Malang.
Sementara itu, keluarga korban turut mengawal. Cholifatul Noor salah satu yang turut serta menyebut sengaja mengawal Midun karena ada intimidasi secara tak langsung dari pihak-pihak yang terganggu dengan aksi bersepedanya.
Baca Juga: Senangnya Anak-anak Panti Asuhan dan Disabilitas Bisa 'Nribun' di Stadion GBT
"Kan ada yang intimidasi dari semalam itu, kita jagain sampai jam 2 malam, itu karena ada pihak yang menginginkan kerandanya harus dicopot. Lah maksud saya gini, buat apa gowes sampai ke Jakarta gak bawa keranda, ya suruh tidur saja di rumah. Kok begini saja lho kalian ketakutan dengan kata-kata. Kenapa waktu bunuh anak kami kalian tidak mikir, tidak ketakutan, saya kecewa disitu," jelas Ibu yang akrab disapa Ifa ini.
"Makanya saya sangat berterima kasih pada Pak Midun dan keluarga, untuk istri beserta anak-anaknya. Saya mohon maaf kalau ini jadi ngerepotin keluarganya Pak Midun, bisa mungkin nambahi pikiran karena Pak Midun ini didatangi siapa-siapa gitu dari semalem itu, kita jagain supaya Pak Midun ini istirahat tapi ya ada aja dari semalem," ujar Ifa.
Saat ditanya intimidasi dari pihak mana, Ifa tidak mengatakan secara rinci. Menurut perkiraannya, ada kedinasan ASN yang mengintimidasi.
"Banyak, katanya dari kedinasan ASN ngakunya kayak gitu. Enggak tahu siapa ya saya enggak jelas, karena di situ malam itu ada Mbak Juariyah sama lainnya teman-teman Arema juga. Tapi mereka enggak datangi kami. Seharusnya kan datangi kami. Pak Midun kan biar istirahat, ternyata enggak dia. Dia itu malah duduk mojok 3 orang tapi enggak ngomong apa-apa. Saya tunggu sampai jam 2 itikad baiknya," urainya.
"Kalau mau ngomong ayo diskusi yang salah itu apa? Tulisan? Tulisan mana? Juga tulisan itu tidak menyudutkan salah satu institusi/instansi/orang enggak sama sekali. Itu lho tulisan dari aspirasi keluarga korban untuk menagih janji. Itu dari keluarga korban tulisannya kita yang bikin," tandasnya.
Baca Juga: Pagar Balai Kota Malang Dibongkar, Berharap Demo Tidak Anarkis
Tepat pada malam ini, Midun dipastikan langsung menuju ke Gelora Joko Samudro, dikarenakan lokasi Gejos lebih dekat dengan keramaian warga dibandingkan GBT.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi HP Samsung Murah Rp2 Jutaan: RAM Gede, Kamera Terbaik
- Cari Mobil Bekas Harga Rp35 Jutaan? Ini Rekomendasi Terbaik, Lengkap dengan Spesifikasinya!
- Dulu Hanya Sultan yang Sanggup, Kini Jadi Mobil Bekas Murah: Ini Deretan Sedan Mewah Kelas Atas
- 3 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 15 Mei: Klaim Permata dan Pemain OVR 107 Gratis
- Mauro Zijlstra: Proses Naturalisasi Timnas Indonesia Berjalan, Lagi Urus Paspor
Pilihan
-
Puan Tolak Relokasi Warga Gaza, PCO: Pemerintah Cuma Mau Mengobati, Bukan Pindahkan Permanen
-
Wacana 11 Pemain Asing di Liga 1 Dibandingkan dengan Saudi Pro League
-
Dewi Fortuna di Sisi Timnas Indonesia: Lolos ke Piala Dunia 2026?
-
7 Rekomendasi Sunscreen Terbaik, Super Murah Pas buat Kantong Pelajar
-
Mitsubishi Xpander Terbaru Diluncurkan, Ini Daftar Pembaruannya
Terkini
-
PAD Tembus Target, Tapi Ada Beri Catatan dari Fraksi Gerindra DPRD Jatim
-
Pakar Siber AS Kunjungi IKADO Surabaya, Bongkar Rahasia Keamanan Infrastruktur Digital
-
Demi Tingkatkan Kualitas SDM, Gubernur Khofifah Siapkan Asrama bagi Mahasiswa ITS Jalur KIP Kuliah
-
Jangan Asal Teriak, Guru Besar Unair Sampaikan Cara Berpendapat dengan Bertanggung Jawab
-
Berdedikasi dalam Pembangunan, Gubernur Khofifah Terima Penghargaan Leading Women Awards 2025