Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Minggu, 26 November 2023 | 18:29 WIB
Salah satu peserta Dokter Mata saat melakukan wetlab Lasik pada kegiatan LASIK COURSE di National Eye Center. (Dok: National Eye Center)

SuaraJatim.id - Era teknologi, dimana gadget dan komputer seakan menjadi kebutuhan sehari-hari membuat tren keluhan mata pun meningkat, diantaranya Kelainan Refraksi (Minus, Silinder). Meski keluhan ini dapat dikoreksi dengan kacamata atau softlens, Lasik atau Laser Vision Correction (LVC) telah menjadi kebutuhan banyak orang untuk membebaskan penglihatan.

Tak dipungkiri menggunakan kacamata atau softlens untuk mengoreksi penglihatan membuat seseorang tidak bebas dalam beraktifitas. Sehingga banyak orang memilih tindakan lasik untuk menyembuhkan kembali penglihatannya. Karena itu, makin banyak dibutuhkan dokter spesialis mata yang berkompeten dalam melakukan tindakan LASIK. National Eye Center (NEC) sebagai pusat layanan dan edukasi kesehatan mata menjawab kebutuhan ini dengan mengadakan Lasik Course pada Sabtu-Minggu 25-26 November 202, kemarin.

“Lasik Course ini menjadi program edukasi dan pelatihan terkait lasik bagi para dokter spesialis mata untuk meningkatkan kompetensi dan update pengetahuan terkait Laser Vision Correction. Tim kami juga mendatangkan instruktur dan pemateri berpengalaman dari India,” ucap Ketua Pelaksana Lasik Course dr. Asti Indriani Wisnujono, SpM.

Dokter Spesialis Mata NEC Surabaya dr. Nuke Erlina, SpM saat memberikan arahan dan edukasi di NEC LASIK COURSE.

Tahun 2023 ini merupakan kali kedua NEC mengadakan Lasik Course. Program yang diadakan selama 2 hari di Gedung National Eye Center yang berlokasi di Jl. Dr. Ir Soekarno No 41 ini dihadiri oleh puluhan dokter spesialis mata dari berbagai daerah, mulai dari Surabaya, Bali, Hingga Gorontalo dan kota-kota lainnya.

Baca Juga: Langgar Kode Etik, Agil Akbar Dicopot dari Ketua Bawaslu Surabaya

“Angka penderita Kelainan Refraksi seperti mata minus, silinder dan mata tua di Indonesia mencakup 20.7 % dari seluruh penyebab kebutaan. Selain itu tren lasik saat ini juga terus meningkat karena telah terbukti mengembalikan kualitas penglihatan kembali normal. Sehingga banyak penderita Kelainan Refraksi yang ingin sembuh total dengan metode lasik ini dengan harapan dapat kembali beraktivitas tanpa hambatan.” terangnya.

Dengan semakin banyaknya masyarakat yang membutuhkan tindakan lasik maka dibutuhkan banyak dokter mata yang berkompeten di bidang lasik. Ketua Pelaksana Lasik Course dr. Asti, SpM juga menjelaskan bahwa materi dalam Lasik Course ini telah dikemas secara sistematis dan mudah dimengerti oleh para peserta. Puluhan dokter ini mendapatkan update keilmuan secara langsung di hari pertama, dan langsung melakukan hands on di hari kedua.

“Dalam workshop ini peserta dibimbing langsung oleh instruktur yang kompeten, sehingga materi dapat lebih mudah dipahami oleh peserta. Selain itu jumlah peserta juga telah kami batasi dan setiap peserta mendapatkan 1 instruktur, sehingga peserta dapat melakukan konsultasi dan pembelajaran yang lebih optimal.”

Program Lasik Course tahun ini lebih istimewa karena selain ada 9 orang instruktur yang berasal dari tim dokter NEC yang siap mendampingi setiap peserta, terdapat materi dan sesi diskusi online bersama Guest Speaker Internasional dr. Rupal Shah, MD, seorang ahli bedah refraktif dari India yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di bidang Lasik. Selain itu para peserta juga langsung praktek menjalankan proses lasik dengan metode teknologi LVC tercanggih yaitu femto second laser dan menggunakan lensa dari mata babi sebagai bahan praktek.

Para peserta dokter mata saat bersiap melakukan Wetlab LASIK di National Eye Center.

Terdapat belasan materi yang disampaikan, diantaranya adalah Lasik Math & Safety Treatment Planning, Manifest Refraction Protocol dan Femtolasik Flap Wetlab.

Baca Juga: Usai Kalah dari Maroko, Timnas Indonesia U-17 Tetap Gelar Latihan di Surabaya

“Berbagai kasus sulit saat proses Lasik juga disimulasikan dalam kegiatan ini sehingga peserta dapat mengambil langkah antisipasi dan memiliki solusi jiika menemukan kasus yang sama saat praktik di daerahnya masing-masing. Harapannya melalui program ini pengetahuan terkait kompetensi lasik dapat merata di setiap daerah dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.” ujar dr. Asti

Load More