SuaraJatim.id - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka dianggap sebagai representasi para pemimpin muda yang berani meski kekinian dihadapkan pada sinisme, skeptisme dan kritik dari sejumlah pihak.
Sosok Gibran sebagai calon wapres ini kemudian diuji di sejumlah kesempatan, termasuk saat ia mengunjungi Pondok Pesantren Walisongo di Lampung.
Di Ponpes Walisongo itu digelar diskusi dengan tajuk 'Gibran Mendengar'. Gibran di dialog itu tidak hanya berinteraksi dengan para santri namun juga berbagi pengalaman, serta bagikan buku berjudul 'Wali Kota Karbitan'.
Gibran pun sempat dihadapkan pada sejumlah pertanyaan dari para santri. Salah satunya pertanyaan seorang santri soal langkah Gibran untuk berani maju sebagai cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Mas Gibran ini memiliki keberanian yang nggak semua orang punya. Jadi saya di sini ingin meminta tips, kenapa Mas Gibran bisa berani menyalonkan diri jadi wakil presiden di umur Mas Gibran yang tergolong masih muda," ucap santri tersebut, seperti dikutip Minggu (17/12).
Gibran dengan tenang lalu menjawab pertanyaan santri tersebut dengan menegaskan bahwa keberanian harus dimiliki oleh kaum muda.
"Yang kamu takutkan itu apa? Gimana caranya biar bisa berani, lho kamu harus tau yang ditakutkan itu apa," jelasnya.
“Itu saya jadi wali kota umur 33. Itu wali kota yang umurnya masih di bawah saya itu banyak sekali. Jadi jangan meragukan anak-anak muda,” tambahnya.
Lantas apa saja kriteria seseorang bisa dikatakan sebagai pemimin muda yang berani dan hebat?
Baca Juga: Bansos Plus AMIN vs Bansos Jokowi: Mana yang Lebih Baik?
Pertama soal Kepemimpinan Inklusif
Pemimpin muda cenderung mengadopsi gaya kepemimpinan yang inklusif dan transparan, meminimalisir jarak dengan bawahan dan membuka ruang untuk feedback konstruktif. Mereka menolak gaya kepemimpinan yang eksklusif dan hierarkis, menekankan pada kolaborasi dan partisipasi tim.
Kedua pembinaan sejak dini
Pemimpin muda melihat pembinaan sebagai aspek krusial dalam hubungan antara pimpinan dan karyawan. Mereka menghindari pendekatan manajemen yang berorientasi pada kekuasaan dan lebih fokus pada pengembangan karyawan, visi bersama, dan pertumbuhan karir tim.
Ketiga perihal kepedulian yang tinggi
Pemimpin muda diketahui memiliki kepedulian yang tinggi terhadap karyawan mereka. Mereka unggul dalam mendengarkan dan membina, serta memberdayakan karyawan, menunjukkan empati dan perhatian yang lebih dibandingkan generasi sebelumnya.
Terakhir soal aspek manajerial
Berita Terkait
-
Bansos Plus AMIN vs Bansos Jokowi: Mana yang Lebih Baik?
-
Ponpes Lirboyo Berikan Dukungan untuk AMIN, Kiai Anwar Mansyur: Udahlah Nurut Sama Saya
-
Gibran Rakabuming Bikin Ibu Hamil Klepek-klepek, Teriak: Ya Allah Ganteng Banget!
-
Prabowo-Gibran Beri Tugas Khusus untuk Repnas Terkait Lapangan Kerja
-
Gaya Komunikasi Politik Capres Disorot, Masing-Masing Punya Karakter Menonjol
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Erupsi Semeru Tak Ganggu Penerbangan di Bandara Notohadinegoro, Begini Kondisi Terkini
-
Cara Daftar KKS Pakai HP Kini Makin Mudah, Begini Syarat dan Aplikasi Resminya!
-
Kronologi Tewasnya 6 Santri Ponpes Jabal Quran Socah Bangkalan, Tenggelam di Bekas Galian C!
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Ambil Alih Tol dari Jusuf Hamka, Benarkah?
-
Warga Lereng Gunung Semeru Enggan Tempati Huntap, Ini Alasannya