Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Kamis, 21 Desember 2023 | 21:30 WIB
Ilustrasi (freepik)

“Nah karena ini nuansanya politik sehingga akhirnya jadi ramai. Akhirnya ramai. Tetapi saya berharap bahwa kita ini berhati-hati. Saya minta ketika para ustad ngaji berhati-hati dalam bercanda. Ketika capres berpidato atau bercanda, hati-hati bercanda. Ketika pimpinan partai bercanda dengan diksi-diksi agama saya berharap supaya hati-hati,” tegasnya.

MUI, kata Gus War, melakukan fungsi untuk memberikan nasehat kepada para kiai, ulama, dan politikus untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan diksi-diksi agama.

"Karena ada pepatah mengatakan ‘kalamul imam, imamul kalam’, ucapan pemimpin itu pemimpinnya ucapan. Itu harus hati-hati dampaknya nggak baik kalau nggak hati-hati. Agama itukan memberi nasehat, kata Rasulullah agama itu nasehat. Nasehat kepada pemimpin dan rakyat, para pemimpin, politisi, dai, ulama dinasehati Rasulullah agar hati-hati. Karena tajamnya mulut lebih berbahaya daripada tajammya pisau,” katanya.

Terakhir, Gus War meminta seluruh masyarakat Indonesia tetap menjaga persatuan di tahun politik.

Baca Juga: Segini Harta Kekayaan Zita Anjani, Putri Zulhas yang Bela Sang Ayah Soal Dugaan Penistaan Agama

Load More