Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Kamis, 15 Februari 2024 | 13:23 WIB
Pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato politiknya dalam acara Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraJatim.id - Pasangan calon (Paslon) nomor urut dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menang telak di Jawa Timur. Itu berdasarkan hasil hitung cepat lima lembaga survei yang melakukan quick count.

Seperti quick count yang digelar lembaga survei Poltracking menyebut suara Prabowo di Jatim telah mencapai 67,01 persen hingga Rabu (14/2/2024) pukul 16.25 WIB. Angka tersebut belum final.

Sementara itu dalam quick count LSI Denny JA, suara Prabowo di Jatim telah mencapai 66,15 persen hingga pukul 16.25 WIB.

Pun dengan quick count Charta Politika, suara Prabowo di Jatim telah mencapai 64,79 persen sampai 16.25 WIB.

Baca Juga: Viral Ketua KPPS di Madura Dibacok, Begini Kata Polda Jatim

Quick count Indikator menyebutkan angka demikian. Suara Prabowo di Jatim telah mencapai 65,87 persen sampai Rabu pukul 16.25 WIB.

Pengamat Politik Universitas Airlangga Fahrul Muzaqqi menyebut kemenangan Prabowo-Gibran tak lepas dari peran dari kader Gerindra Jatim.

"Keunggulan suara Prabowo-Gibran di Jawa Timur yang sangat signifikan tidak dapat dilepaskan dari peran dan kerja partai utama penyokongnya, yakni Gerindra," kata Fahrul dalam keterangannya, Rabu (14/2/2024).

"Peta kekuatan koalisi parpol dalam Pilpres 2024 menjadi kesempatan bagus bagi Gerindra. Di samping memanfaatkan coattail effect Prabowo sebagai ketum sekaligus Capres, Gerindra juga memanfaatkan potensi dan tren turunnya elektabilitas PDIP akibat coattail effect capres maupun ketumnya," imbuhnya.

Fahrul mengatakan langkah strategis dari Gerindra Jatim di bawah kepemimpinan Anwar Sadad dalam menyusun strategi pemenangan Prabowo di Bumi Jatim membuahkan hasil di Pilpres 2024.

Baca Juga: Khofifah dan Keluarga Nyoblos di Surabaya, Optimistis Prabowo-Gibran Menang

"Dalam konteks demikian, langkah-langkah Gus Sadad sebagai ketua DPD Gerindra yang cenderung menguatkan soliditas internal sekaligus memperluas ceruk pemilih menarik perhatian kita," ujarnya.

"Gaya Gus Sadad yang terkesan tidak offensive dan mampu menghindar dari jebakan jumawa, berdampak secara langsung kepada dua hal sekaligus, elektabilitas Gerindra sendiri maupun capres-cawapres yang diusungnya," tambahnya.

Menurut Fahrul, gaya senyap dan mengejutkan ala Gus Sadad dalam mengkonsolidasikan kekuatan di Jatim menjadi faktor penentu suara Prabowo-Gibran.

Dalam hal ini, Fahrul menyebut Gus Sadad menjadi jembatan penghubung antara kiai-kiai NU khos Jatim dengan Prabowo. Sebab, pada Pilpres 2014 dan 2019, banyak kiai khos di Jatim yang tidak mendukung Prabowo, kini beralih mendukung Menhan RI tersebut.

"Dan Gus Sadad berperan besar dalam setiap perjumpaan Prabowo dengan ulama-ulama kondang di Jatim," tegasnya.

"Saya rasa situasi ini perlu dipertahankan sembari tetap berupaya untuk mengamankan suara, baik partai maupun capres-cawapres yang diusung. Tidak mustahil Gerindra bisa menyalip PDIP di Jatim, khususnya dari kalangan pemilih muda, maupun segmentasi nasionalis yang tidak lagi sreg dengan gaya kampanye PDIP," tandasnya.

Kontributor : Yuliharto Simon Christian Yeremia

Load More