SuaraJatim.id - Perebutan kursi Wali Kota Surabaya mulai memanas. Eri Cahyadi sebagai petahana sudah menyatakan bakal maju kembali.
Calon lainnya, ada nama Asrilia Kurniati dan Hadi Dediyansah yang ikut meramaikan bursa calon wali kota.
Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur Suko Widodo memandang perlu adanya popularitas sebagai salah satu syarat untuk berkompetisi memperebutkan kursi Wali Kota Surabaya di Pilkada 2024.
"Kalau untuk Pilkada Surabaya tentu orang-orang yang punya popularitas, saya rasa itu syaratnya," ujar Suko di Surabaya.
Beberapa nama yang dinilainya punya kompetensi dalam aspek popularitas adalah Eri Cahyadi, Armuji, dan Hadi Dediyansah.
Untuk nama Eri Cahyadi dan Armuji merupakan petahana yang saat ini masih menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya. Sedangkan Hadi Dediyansah atau Cak Dedi adalah anggota DPRD Jawa Timur. Nama terakhir juga santer dikabarkan maju di kontestasi Pilkada Surabaya tahun 2024.
Selain ketiga nama itu, Suko menyebut ada nama musisi papan atas Ahmad Dhani. Jika mengacu pada popularitasnya, Dhani sudah memiliki banyak modal ketenaran. "Kalau tidak populer akan berat untuk masuk kancah perpolitikan Surabaya," imbuhnya.
Popularitas menjadi penting di Surabaya yang memiliki karakter masyarakat kawasan metropolitan. Calon yang akan maju tidak lagi terpaku pada ideologi partai, melainkan hubungan personal.
Selain aspek popularitas, Suko menyatakan relasi atau jaringan sosial dan politik memiliki andil untuk lebih mendongkrak popularitas yang dimiliki. "Misalnya dia ada di organisasi apa, harus punya dasar komunitas yang terukur," kata dia.
Baca Juga: Aksi Gangster di Surabaya Kian Meresahkan, Seorang Pemotor Dikeroyok dan Tasnya Dirampas
Suko Widodo menambahkan untuk persoalan partai politik, hal itu dinilainya tidak begitu berdampak pada pola ketertarikan seseorang menjatuhkan pilihan pada Pilkada Surabaya.
"Tidak seperti dulu dimana orang kalau membela partai habis-habisan. Tingkat perubahan tinggi sekali," tuturnya.
Oleh karena itu, untuk memenangkan Pilkada Surabaya partai politik harus menyelaraskan antara sosok bakal calon wali kota dan bakal wakil wali kota.
"Harus cari pasangan yang bisa memenuhi persyaratan sehingga bisa sama-sama mendulang suara, misalnya wali kota punya popularitas sedangkan wakilnya kuat di jaringan," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
Terkini
-
Promo 9.9 : Sepatu NB 1906R Hadirkan Desain Hybrid
-
Banyuwangi Lautan Telur, Peringati Maulid Nabi dengan Meriah
-
Ngopi Asik di Warkop Lebih Hemat, Klaim 5 Saldo Dana Kaget Ini
-
Skandal Bank Jatim Terbongkar: Rp299 Miliar Raib, Mantan Kepala Cabang Terlibat
-
Token Listrik Habis? Klaim 3 Saldo Dana Kaget Ini, Bisa Jadi Solusi Cepat