Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Kamis, 25 Juli 2024 | 23:53 WIB
Acara Jatim Media Summit (JMS) 2024 di Hotel Whiz Luxe Hotel Spasio, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/7/2024). [Foto dok. JMS 2024]

SuaraJatim.id - Video menjadi tren di media sosial (medsos) dalam beberapa tahun belakangan ini. Platfrom-platfrom medsos dibanjiri dengan konten bergambar atau video.

Tak heran bila banyak bermunculan konten kreator. Mereka berlomba-lomba merebut audiens.

Media massa diharapkan tidak ketinggalan memanfaatkan hal tersebut. Head of Media sosial Arkadia Dimas Sagita saat menjadi pembicara di Jatim Media Summit 2024 membagikan tips mengelola konten di media sosial.

Dia mengatakan, video di medsos tak harus panjang. Justru yang berdurasi pendek banyak diminati. "Platform media sosial sekarang sudah gambar video semua, platform facebook, twitter, semua fokusnya ke video. Sekarang yang paling cocok short video," ujarnya di Surabaya, Kamis (25/7/2024).

Baca Juga: Jatim Media Summit 2024: Dosen Institut STTS Kasih Tahu Cara Memanfaatkan AI untuk Konten

Sebelum memulai membuat konten video, alangkah baiknya untuk mengenal audiens atau penonton. Cari tahu apa yang mereka suka dan dibutuhkan.

Selanjutnya menentukan tujuan, yakni membangun brand, meningkatkan engagement, atau untuk penjualan. Setelah ketemu semuanya, kemudian membuat ide video.

"Mulai dengan brandstroming, bisa dengan tim atau dengan AI. yang paling banyak sekarang dilakukan oleh konten kreator adalah produk story telling dengan video menarik," katanya.

Selain menarik, Dimas mengingatkan video yang dibuat alangkah baiknya juga bisa menghibur orang. Namun tetap pesannya tersampaikan kepada audiens.

"Ada yang harus di tiga detik pertama, judul bikin penasaran, ada opening yang khas, bisa voice VO," kata dia.

Baca Juga: Perusahaan Media Harus Bisa Meningkatkan Kemampuan

Jangan lupa untuk membuat ciri khas, bisa dengan menyesuaikan karakter audiens, editing atau tulisan berbeda, atau story telling menarik.

Bila sudah diunggah di media sosial masing-masing, kemudian analisa. Pelajari kekurangan dan kelebihan setiap kontennya.

"Kita harus bisa nge-bland dengan audiens kita. Jangan terlalu kaku. Jangan terlalu media banget. kita harus bisa bertransformasi," katanya.

Load More