SuaraJatim.id - Perlindungan terhadap anak dari dampak negatif gawai atau gadget diperlukan di era digital. Orang tua dituntut untuk bisa membimbing agar buah hati bijak dalam menggunakannya
Pemprov Jatim bekerja sama dengan United Nations Children's Fundation (UNICF) untuk meningkatkan sistem safety online bagi anak-anak.
Kepala Perwakilan UNICEF Pulau Jawa dan Bali Arie Rukmantara mengatakan, dari data yang diperoleh, pengguna internet justru didominasi oleh anak-anak.
Padahal, di dunia cyber justru ancaman bagi anak-anak bisa saja tak terkendali, seperti perundungan siber hingga judi online. “Jadi harus ada perkuatan sistem safety online," katanya di sela-sela perayaan Hari Anak nasional (HAN) di Surabaya pada Jumat (26/7/2024).
Tidak bisa dipungkiri, majunya dunia digital disertai dengan ancaman terhadap anak-anak. Memperkuat perlindungan memalalui sistem safety online sangat penting.
“Safety online menjadi kebutuhan penting bagi anak-anak saat ini. Pasalnya, memudahkan anak-anak diketahui identitas datanya. Sebelum memberikan informasi apa pun tentang teknologi kepada anak, maka orang dewasa dan pemerintah wajib memberitahukan asal-muasal teknologi tersebut. Sehingga jelas manfaatnya,” katanya.
Pemerintah bersama orang tua harus duduk bersama untuk membuat peraturan perlindungan terhadap anak. “Orang tua dan pemerintah harus duduk satu meja untuk membuat peraturan perlindungan terhadap anak ketika mengakses media sosial dan perlindungan data,” ungkapnya.
Pejabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memperkuat perlindungan anak. Karena itu, kampanye tentang setop perkawinan anak, perundungan, dan kekerasan terus digalakkan. “Banyak yang juga ikut membantu, pemerintah tentu tidak bisa sendirian dalam menciptakan sistem perlindungan anak,” tegasnya.
Adhy Karyono menyadari anak-anak memiliki peran penting di masa depan. Karena itu, perlu untuk memastikannya tetap sehat dan aman dari segala ancaman.
“Keberhasilan masa depan tergantung tumbuh kembang anak-anak hari ini. Hari ini banyak ancaman dari gadget yang tiap hari dipakai oleh anak-anak,” katanya.
Baca Juga: Buka Tabungan BRI Junio Online Bisa Jadi Kado Terbaik untuk Masa Depan Si Kecil
Dia menyadari banyak konten-konten yang mengancam anak-anak. Karena itu, perlu pengawasan serta memberikan pemahaman kepada mereka mengenai cara bijak menggunakan gadget.
“Banyak konten yang merusak, jadi anak-anak harus bisa bijak dalam memakai gadget,” ujarnya.
Pemprov Jatim bersama UNICEF terus memperkuat pelayanan penanganan kasus Online Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA) atau kekerasan dan eksploitasi seksual pada anak di ranah daring.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
-
Pengusaha Sebut Ketidakpastian Penetapan UMP Bikin Investor Asing Kabur
Terkini
-
Hingga Akhir Oktober 2025, BRI Salurkan KUR Sebesar Rp147,2 Triliun pada 3,2 Juta Debitur
-
Petani Hilang Tinggal Kerangka di Hutan Temon Ponorogo, Topi Spiderman Pengungkap Identitas!
-
Posko Gunung Semeru Bakal Terpusat di Lumajang, Ini Usulan BNPB
-
BRI: Keamanan Nasabah Jadi Prioritas Utama, Hati-hati terhadap Pesan atau Tautan Mencurigakan
-
5 Tanda Tubuh Alami Kelebihan Kafein, Nomor 3 Paling Sering Diabaikan!