Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Jum'at, 09 Agustus 2024 | 11:49 WIB
ilustrasi kekeringan dampak dari pemanasan global (Pexels/Pixabay)

SuaraJatim.id -
Jawa Timur memasuki musim kemarau. Sejumlah daerah mulai merasakan kesulitan air bersih.

Sedikitnya tiga daerah dilaporkan membutuhkan pasokan air bersih, yakni Pamekasan, Lumajang, dan Gresik.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan Akhmad Dhofir Rosidi mengatakan, ada 75 desa di 10 kecamatan yang mengalami kekeringan.

"Ini berdasarkan hasil pendataan terbaru BPBD Pamekasan per 7 Agustus 2024," katanya dikutip dari Antara, Kamis (8/8/2024).

Baca Juga: Cerita Puluhan Warga Dusun Belimbing Lumajang Dilarikan ke Puskesmas Usai Makan Ketan Koro

Perlu diketahui, Pamekasan memiliki 13 kecamatan. Tiga tidak mengalmai kekeringan, yakni Pamekasan, Galis, dan Pakong.

Dhofir mengeklaim telah menyuplai air bersih untuk daerah-daerah yang mengalami kekeringan dan kekurangan air.

Kekeringan juga melanda Lumajang. Data hingga Kamis (8/8/2024), ada sebanyak 17 desa di tujuh kecamatan membutuhkan pasokan air bersih. Daerah tersebut di antaranya, Klakah, Ranuyoso, Gucialit, Kedungjajang, Padang, Tempeh, dan Lumajang. Desa Pulo, yang sebelumnya tidak termasuk dalam daftar, kini juga mengalami krisis air bersih akibat dampak banjir lahar Semeru.

“Kami telah melakukan asesmen dan menemukan 17 desa di tujuh kecamatan yang sangat membutuhkan bantuan air bersih,” ungkap Patria Dwi Hastiadi, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang dilansir dari Beritajatim.com.

Pihaknya telah menyalurkan 9 tangki dengan kapasitas 5.000 liter air bersih disiapkan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan warga.

Baca Juga: Berada di Lereng Gunung, 3 Desa di Mojokerto Ini Krisis Air Bersih

Sementara itu, kekeringan juga melanda sejumlah desa di Gresik, di antaranya Ganggang Balongpanggang. Warga di desa tersebut kesulitan air bersih.

Kepala Desa (Kades) Ganggang Awi menyampaikan bahwa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga harus membeli air.

"Susah air bersih sekarang mas. Mau nyuci susah, mau mandi dan minum juga susah. Sudah sepuluh hari susah air. Kami berharap dukungan dari banyak pihak,” ujar Awi dilansir dari TIMES Indonesia.

Load More