Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Rabu, 13 November 2024 | 10:34 WIB
Bikin Heboh, Begini Ending Aksi Pria Paksa Siswa SMA di Surabaya Sujud dan Menggonggong. [X/PaltiWest2024]

SuaraJatim.id - Kisruh di depan SMA Kristen Gloria 2 Surabaya beberapa waktu viral di media sosial.

Seorang pria yang diketahui orang tua siswa dari sekolah lain meminta salah satu pelajar di SMA Kristen Gloria 2 Surabaya untuk bersujud dan menggonggong. Aksi tersebut mendapat banyak kecaman publik.

Belakangan diketahui, siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya yang ada di dalam video viral tersebut berinisial EN. Orang tua EN angkat bicara mengenai kejadian itu.

Wandharto ayah dari EN mengaku sebenarnya tidak ingin menanggapi kejadian yang sempat viral tersebut. Akan tetapi dia merasa ada yang mencoba memutarbalikkan fakta dan bukti.

Baca Juga: Sempat Bikin Geger, Begini Ending Aksi Pria Paksa Siswa SMA di Surabaya Sujud dan Menggonggong

Dia menyebut, kejadian pria yang meminta sujud dan menggonggong tersebut terjadi dua kali.

Pertama, di depan sekolah seperti dalam video yang viral beberapa waktu lalu. Sedangkan kedua saat mediasi.

Pri yang menyuruh EN sujud dan menggonggong berinisial IV kembali meminta melakukannya ketika mediasi bersama pihak sekolah.

“Saya membiarkan anak saya meminta maaf sambil berujud dan juga menggonggong seperti itu, karena ingin permasalahan itu cepat selesai. Dan saat di ruang mediasi bersama pihak sekolah, orang tua EMS kembali meminta anak saya meminta maaf sambil bersujud juga menggonggong, di sini saya merasa gagal sebagai orang tua, membiarkan anak saya harus melakukan itu,” kata Wandharto dilansir dari BeritaJatim--partner Suara.com, Rabu (13/11/2024).

Peristiwa permintaan sujud dan menggonggong tersebut bermula dari pertandingan basket beberapa waktu lalu. Kemudian terjadi saling ejek antara pendukung SMA Gloria 2 dan SMA Cita Hati, asal sekolah anak IV, berinisial EMS.

Baca Juga: 10 Rumah di Surabaya Hangus Terbakar Hanya dalam 32 Menit

“Bahasa Pudle itu dari candaan teman-teman anak saya saat melihat potongan rambut EMS jelang pertandingan basket antara SMA Gloria 2 dan SMA Cita Hati. tidak ada pernyataan yang dilontarkan kepada EMS baik itu secara langsung maupun di media sosial,” katanya.

Berselang beberapa waktu lalu, EN bertemu dengan EMS di Ciputra World Mall dan saling berkenalan dan berinteraksi sebagai teman biasa.

Kemudian EN mendapatkan pesan dari EMS yang isinya ancaman dan menuntut permintaan maaf secara tertulis dan di video.

“Karena anak saya tidak mengerti maksud dari EMS meminta pendapat kepada saya. Dan saya melarang untuk merespon apalagi keduanya masih di bawah umur,” kata Wandharto.

Ibu kandung EN, Ria mengaku berinisiatif menjemput putranya tersebut di sekolah saat kejadian pada 21 November 2024. Sampai di SMA Gloria 2, IV bersama sekelompok orang sudah ribut.

“Saat saya menanyakan kepada salah satu orang, dia bilang kalau EMS yang diakui sebagai adiknya mendapat bully-an (perundungan) dari anak saya, kemudian saya jelaskan secara baik-baik. Lalu, orang berinisial DE ini menghubungi IV, saat tiba di sekolahan IV langsung marah-marah, kami berusaha berbicara secara baik-baik,” katanya.

Tidak mau semakin ramai, Ria pun meminta anaknya menuruti permintaan dari IV.

Gaduh tersebut kemudian diketahui pihak sekolah yang meminta kedua belah pihak untuk bermediasi. Di Dalam ruangan, IV disebut meminta EN kembali minta maaf dan menggonggong.

“Penyesalan saya paling dalam saat ini, tidak bisa melindungi anak saya dan membiarkannya untuk bersujud dan menggonggong, saya sangat sakit hati anak saya diperlakukan seperti itu. Setelah itu saya tidak sadarkan diri dan harus dirawat di rumah sakit,” katanya.

Load More