Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Minggu, 08 Desember 2024 | 08:19 WIB
Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU)

SuaraJatim.id - Presidium Penyelamat Organisasi dan Mukatamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama (NU) terus mematangkan persiapan pelaksanaan Pra MLB.

Rencananya, MLB NU digelar di salah satu pondok pesantren tertua di Surabaya pada 20-21 Desember 2024.

Ketua Presidium Penyelamat Organisasi dan MLB NU KH Abdussalam Shohib atau Gus Salam mengaku sedang mempersiapkan acara tersebut, termasuk izin pelaksanaan, serta undangan untuk Pengurus Wilayah NU (PWNU) dan kiai sepuh.

"Itu Pra MLB NU makanya yang akan kita undang PWNU, kita sudah koordinasi sama tuan rumah. Kita masih pelajari apakah acara seperti itu butuh izin atau tidak, ya (kalau tidak) kita cukup pemberitahuan," katanya dihubungi SuaraJatim, Sabtu (7/12/2024).

Baca Juga: Pra MLB NU di Surabaya akan Undang Kiai-Kiai Sepuh

Gus Salam mengeklaim agenda pra MLB NU sudah sesuai dengan regulasi dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Ia menyebut di dalam AD/ART ada aturan mengenai MLB, sehigga pelaksanaannya ilegal. Gus Salam menyampaikan MLB dilaksanakan tetap dengan aturan yang didasari prinsip-prinsip fikih yang sesuai.

Sementara itu, rencana Pra MLB NU mendapat penolakan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Surabaya.

PCNU Kota Surabaya mendatangi kepolisian setempat untuk mengajukan pencegahan teradap kegiatan tersebut.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Surabaya Masduki Toha menyebut kedudukan kelompok yang ingin mengadakan MLB secara kelembagaan maupun perseorangan liar dan tidak memiliki hubungan apapun dengan perkumpulan NU.

Baca Juga: Survei Pilbup Bojonegoro 2024: Wahono-Nurul Azizah Makin Kokoh

Pihaknya menolak rencana digelarnya pra MLB NU di Surabaya. Pihaknya juga sudah beraudiensi dengan POlrestabes Surabaya untuk mengajukan permohonan pencegahan pra MLB NU.

Sementara itu, Wakil Katib Syuriah PWNU Jatim KH Sholeh Hayat angkat bicara mengenai aturan MLB berdasarkan AD/ART NU. "Aturan hukum organisasi tentang MLB itu ada pada Pasal 74 Ayat 2 dan 3 ART NU. Di luar itu ya berarti tidak memiliki kekuatan hukum," kata Soleh Hayat dikutip dari Antara, Jumat (6/12/2024).

Mantan anggota DPRD Jatim itu menjelaskan dalam pasal itu disebutkan bahwa MLB dapat diselenggarakan atas usulan sekurang-kurangnya 50 persen plus satu dari jumlah wilayah dan cabang. Untuk Ayat 3 menyebut MLB dipimpin dan diselenggarakan oleh PBNU.

"Jadi, peserta MLB yang hadir harus resmi yakni Ketua PW dan PCNU yang mempunyai SK PBNU, bukan perorangan/individu NU. Demikian juga penyelenggaranya adalah PBNU/pengurus, bukan perorangan NU," katanya.

Karena itu, pernyataan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat pelantikan pengurus PWNU Jatim dan pengurus 18 lembaga PWNU Jatim di Jombang (30/11/2024) mengenai pengurus organisasi yang tidak melalui proses baiat itu palsu, sudah sesuai AD/ART NU.

Sedangkan ketua dan wakil ketua PWNU se-Indonesia dan PCNU se-Jatim yang ber-SK sudah menyatakan 'satu komando' dengan PBNU pimpinan Gus Yahya. Komitmen tersebut disampaikan ketika hadir dalam pelantikan PWNU Jatim.

"Apalagi, Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar juga menegaskan bahwa pelantikan dan baiat dalam organisasi itu bersifat wajib syar’i, karena pengikut Nabi Muhammad itu pun tetap melakukan baiat kepada Rasulullah, meski sudah masuk Islam," tegas Sholeh Hayat.

Dia juga menyampaikan dukungan terhadap Rais Aam PBNU itu untuk merevisi klausul MLB, supaya terhadap pengurus tidak melahirkan bughot/pemberontakan dengan "impeach", bukan negara yang dibubarkan.

Sholeh Hayat sempat menyinggung mengenai lokasi pra MLB NU yang dimaksud. "Rencana MLB di pesantren tua di Surabaya itu saya tahu lokasinya, karena di kawasan Wonokromo memang ada dualisme pesantren terkait politis, sehingga mungkin saja, namun tidak sesuai AD/ART," tegasnya.

Load More