SuaraJatim.id - Banjir terjadi di sejumlah desa di Kabupaten Ngawi. Air menggenangi beberapa rumah.
Menurut informasi yang diterima, banjir disebabkan oleh melupanya Sungai Bengawan Madiun. Hujan deras yang mengguyur wilayah hulu dalam beberapa hari membuat debit bertambah dan tidak mampu ditampung.
Akibatnya, air pun meluap membanjiri beberapa desa. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 15 desa terdampak banjir dalam peristiwa tersebut.
“Air mulai meluap pada pukul 04.50 WIB, menggenangi jalan-jalan di beberapa kecamatan, terutama di bantaran Bengawan Madiun. Sebanyak lima kecamatan dengan total 15 desa terdampak oleh bencana ini,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dilansir dari BeritaJatim -- pertner Suara.com, Senin (31/3/2025).
Desa yang terdampak banjir di antaranya, Kecamatan Kwadungan, air menggenangi Desa Simo, Sumengko, Purwosari, Tirak, Dinden, Warukkalong, dan Kendung.
Kemudian banjir juga terjadi di Kecamatan Pangkur, tepatnya di Desa Waruk Tengah, Pleset, Gandri, dan Ngompro. Berikutnya air menggenangi Kecamatan Ngawi, yakni di Desa Mangunharjo), Kecamatan Padas di Seda Bendo dan Banjaransari, serta Kecamatan Geneng di Desa Kersikan.
BNPB menyebut sedikitnya 764 Kepala Keluarga (KK) terdampak dalam banjir kali ini. Rinciannya, tertinggi di Desa Sumengko sebanyak 330 KK.
“Selain itu, banjir juga menyebabkan kerugian materiil berupa 764 unit rumah terdampak dan sekitar 93 hektar sawah terendam dengan tinggi muka air (TMA) berkisar antara 20 hingga 40 cm,” katanya.
Pihaknya menegaskan BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Ngawi segera melakukan assessment untuk mendata korban banjir.
Baca Juga: Kronologi Mobil Elf Berpenumpang Terbakar di Tol Madiun
Selain itu koordinasi dengan perangkat desa setempat juga dilakukan guna memantau ketinggian air.
Berbagai unsur terlibat dalam upaya penanganan bencana ini, termasuk TNI, POLRI, Satpol PP, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD, serta berbagai organisasi SAR dan relawan masyarakat.
Perkembangan pada Minggu (30/3/2025), kondisi air mulai surut. Namun, beberapa wilayah seperti jalan raya di Desa Dinden dan Desa Kendung masih tergenang akibat permukaan tanah yang rendah serta drainase yang kurang lancar.
“Saat ini, tinggi muka air di daerah tersebut tercatat antara 10 hingga 15 cm,” kata Muhari.
Sementara itu, beberapa pekan lalu Jawa Timur sedang diterjang cuaca buruk. Angin kencang menerpa sejumlah wilayah, seperti di Situbondo dan Banyuwangi.
Kedua kabupaten ini mengalami kerusakan akibat diterjang angin kencang pada Rabu (19/3/2025). Beberapa pohon tumbang dan sejumlah bangunan roboh.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
Terkini
-
Trauma Sidoarjo, Kementerian PU Sidak Pesantren Lirboyo Kediri! Apa Hasilnya?
-
DVI Ungkap Identitas 8 Korban Baru Ponpes Al Khoziny, Ini Daftarnya!
-
5 Aktivitas Seru yang Bisa Anda Lakukan di Jatim Park
-
Laba Besar Dividen Menggiurkan: BRI Jadi Raja Deviden Indeks Tempo-IDNFinancials 52
-
Rahasia di Balik Tradisi Yasinan di Indonesia: Dari Ulama Syafii hingga Nusantara