SuaraJatim.id - Kepolisian Resor (Polres) Pasuruan Jawa Timur mengaku tak ingin kecolongan dengan penangkapan terduga teroris yang dilakukan Densus 88 Antiteror Mabes Polri di wilayahnya. Lantaran itu, Polres Pasuruan akan aktif memberikan khotbah di masjid yang ada di wilayah tersebut.
"Saat shalat Jumat, jajaran polres dan polsek disebar di masjid, subuh bersama juga dilibatkan di masjid, khususnya yang ada indikasi," ujar Wakapolres Pasuruan Kompol Supriyono seperti dilansir Antara di Mapolres Pasuruan, Kamis (25/7/2019).
Untuk mencegah penyebaran paham radikal di kalangan anak muda, jajaran polres juga akan turun ke sekolah-sekolah memberikan masukan dan arahan tentang radikalisme dan bahayanya.
Selain itu, pengawasan pun dilakukan di ranah siber karena maraknya penggunaan media sosial dan aplikasi perpesanan untuk penyebaran paham radikal, khususnya terhadap generasi muda.
Baca Juga:Berlakukan UU Baru, Polisi Tahan Istri Terduga Teroris Pasuruan
Ia menuturkan terakhir seorang terduga teroris menyembunyikan barang bukti, tetapi kemudian meledak sehingga keluarga terduga teroris yang menjadi korban. Pelaku selanjutnya melarikan diri, tetapi gagal dan tertangkap Densus 88.
"Itu orang luar yang ngontrak di sini. Mereka jaringan dan sudah beberapa ditangkap," tutur Supriyono.
Sebelumnya, seorang pria berinisial MNU yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Pasuruan periode 2014-2019 pun pernah diamankan Densus 88 di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
Berdasarkan penelusuran di sejumlah laman, MNU terpilih menjadi wakil rakyat mewakili daerah pemilihan IV yang kesehariannya anggota Komisi IV dari fraksi gabungan (PPP-PKS-Hanura).
"Penyebar pemahaman radikal di sini sudah ditangkap-tangkapin oleh Densus 88, tetapi kami tetap waspada dan mencegah penyebaran paham radikal," ucap Supriyono. (Antara)
Baca Juga:Densus 88 Cium Jejak Pelarian Abdullah, Terduga Teroris Pasuruan